SLAWI, smpantura – Pagelaran Kolosal Babad Semedo yang menjadi puncak rangkaian program publik “Maring Semedo Ndisit 2025 memukau ratusan pengunjung Trasa Slawi, Kabupaten Tegal, Minggu malam (30/11/2025). Pagelaran kolosal yang menampilkan musik, tarian, wayang, puisi, dan kesenian lainnya itu, menunjukan perkembangan Museum Semedo yang kini menjadi pusat edukasi budaya.
Pagelaran Kolosal Babat Semedo melibatkan 20 penari, 20 pemusik, sintren, dan 10 dalang. Menceritakan tentang kehidupan flora dan fauna pada zaman purba. Lantunan suara sinden menggambarkan harmonisasi kehidupan di masa purba.
Tarian yang di padukan dengan cerita dan pagelaran wayang membuat pertunjukan semakin komplit. Di tambah lagi dengan setting lampu dan layar lebar yang membuat ratusan pengunjung tak mau beranjak dari tempat duduk.
Pertunjukan Wayang Kulit Sandosa, Wayang Golek, Wayang Orang, hingga kesenian Sintren. Acara juga di rangkai dengan penyerahan hadiah kompetisi konsep pariwisata Semedo yang di ikuti 80 peserta dari seluruh Indonesia.
Bupati Tegal, Ischak Maulana Rohman mengatakan, Pemkab Tegal kembali menegaskan komitmennya dalam merawat dan mengembangkan warisan budaya daerah melalui penyelenggaraan tersebut. Pertunjukan megah ini tidak hanya menghadirkan keindahan seni pertunjukan, tetapi juga menjadi momen penting untuk memperkuat identitas budaya masyarakat Tegal.
Data kunjungan museum yang terus meningkat, serta antusiasme publik dari berbagai daerah, kegiatan ini mencerminkan bagaimana Museum Semedo berkembang menjadi pusat edukasi budaya sekaligus ruang kebanggaan kolektif masyarakat.
Pagelaran ini di posisikan sebagai ruang perayaan kolektif untuk menghidupkan kembali narasi sejarah dan budaya melalui Museum Semedo, yakni salah satu situs penting yang mencatat perjalanan panjang peradaban manusia di Indonesia.


