Keadilan berpikir adalah fondasi kejujuran dalam menulis sejarah bangsa. Dan bangsa yang adil sejak dalam pikiran adalah bangsa yang mampu menghormati jasa tanpa menutup mata terhadap dosa.
Literasi Pendukung:
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah menekankan pentingnya objektivitas dan konteks dalam memahami tokoh sejarah.
Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah menjelaskan bahwa sejarah harus dilihat dalam konteks sosial zamannya.
Benedict Anderson, Imagined Communities membahas bagaimana bangsa membangun identitas melalui tokoh dan simbol
Tan Malaka, Madilog (Materialisme, Dialektika, Logika) sumber ungkapan “adil sejak dalam pikiran” sebagai landasan berpikir rasional dan objektif.
Taufik Abdullah, Sejarah dan Masyarakat menyoroti pentingnya memahami sejarah sebagai refleksi sosial, bukan sekadar moralitas. (**)


