Di ruang pamer, pengunjung dapat menyaksikan langsung fosil koleksi Museum Semedo yang dipajang di meja besar dan dinding.
Di pandu petugas museum, para siswa melihat dan menyaksikan koleksi tersebut.
Selain koleksi fosil, pameran Wanara Seba menampilkan koleksi wayang golek, lukisan, foto dan batik Tegal.
Fahmi Riski Utama salah satu siswa kelas 9 SMP 1 Balapulang mengaku senang dapat berkunjung ke pameran Wanaraseba.
“Senang bisa melihat aneka fosil dari Kabupaten Tegal. Ada rahang orangutan dan lukisan,” tuturnya pada Rabu (26/11).
Fahmi menuturkan belum pernah mengunjungi Museum Semedo. Namun, sebelumnya pernah ke Museum Ronggowarsito di Semarang.
“Setelah melihat koleksi yang dipamerkan disini, saya ingin ke Museum Semedo. Tentunya koleksi disana lebih banyak,” tuturnya.
Menurut Fahmi, sekolahnya mengirim 20 siswa di dampingi guru untuk menyaksikan pameran tersebut.
Sementara itu, Purwono guru SD Kagok 01 menuturkan, dia mengajak siswa datang ke pamewan untuk memberikan edukasi benda-benda purbakala kepada para siswa. Pagi itu, Purwono mengajak 36 siswa kelas 5A.
“Dalam kunjungan ini anak di kenalkan benda-benda prasejarah. Selanjutnya akan di minta membuat laporan hasil kunjungan,” sebutnya.
Kepala Unit Museum Semedo Gatut Eko Nurcahyo menuturkan, pameran ini di harapkan dapat meningkatkan local pride atau kebanggaan masyarakat terhadap warisan budaya sendiri.
Gatut menuturkan, koleksi-koleksi yang kembali ke Museum. Semedo bukan koleksi sembarangan.
Giganthopithecus sendiri fosil sendiri fosil yang sampai sekarang oleh kalangan akademisi atau ilmuwan disebut sebagai fosil yang fenomenal, enigmatic atau misterius. Karena sampai sekaran, baru di temukan di dua tempat di dunia, yakni di Tiongkok Selatan dan Semedo Kabupaten Tegal.


