SLAWI, smpantura – Sekda Tegal, Amir Machmud terlihat panik saat mencoba combine harvester di halaman Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Tegal, Selasa (20/8/2024). Kendati hanya sebentar, namun Sekda Amir tetap senyum untuk menghilangkan nervous.
Mesin untuk panen padi bantuan dari Pemkab Tegal itu, diserahkan untuk kelompok tani Sidorejo, Desa Sidaharja, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal. Mesin seharga Rp 430 juta ini, lancar tanpa kendala saat dicoba oleh Sekda Tegal.
Amir Machmud mengatakan, alat panen padi untuk petani di Desa Sidaharja, diharapkan untuk lebih efektif dan efektif saat panen padi. Hal itu juga karena tenaga buruh panen di Kabupaten Tegal sudah tidak ada. Petani biasanya mengambil buruh panen dari Kabupaten Demak.
“Dengan mesin ini, lebih efektif dan tidak harus impor tenaga kerja dari Demak,” katanya.
Menurut dia, buruh tani panen, utamanya di wilayah Pantura Kabupaten Tegal telah terserah di dunia industri. Namun, pertanian di Kabupaten Tegal masih menjadi andalan perekonomian masyarakat. Bahkan, produksi padi di kabupaten tersebut selalu supplus dan menjadi salah satu daerah penopang di Jawa Tengah.
“Secara umum, pertanian bukan penopang ekonomi, tapi industri pengolahan atau manufaktur,” terangnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Tegal, Agus Sukoco menuturkan, penggunaan combine harveste dinilai efektif dan efisien dibandingkan dengan menyewa buruh panen. Pasalnya, untuk menyewa buruh panen yang didatangkan dari Demak, harus mengeluarkan uang Rp 2 juta dengan luas lahan lebih dari 1 hektare.
“Dengan mesin ini, langsung keluar gabah yang hampir kering. Tinggal dijemur 1 jam bisa langsung digiling. Jadi, lebih efektif dan efisien waktu dan biaya,” katanya.
Sementara itu, lanjut dia, untuk mesin combine harveste baru satu unit yang diberikan kepada petani untuk tahun ini. Namun, bantuan kepada petani sudah banyak, termasuk 132 pompa air dan 20 unit traktor dari Pemerintah Pusat untuk meningkatkan produksi beras.
“Kami kerjasama dengan TNI untuk peningkatan produksi padi,” ujarnya.
Perwakilan Kelompok Tani Sidorejo, Desa Sidaharja, Guntoro mengaku sangat bersyukur atas bantuan mesin combine harvester ini. Pasalnya, petani di wilayah Pantura kesulitan mendapatkan tenaga buruh panen. Mayoritas pemuda bekerja di pabrik-pabrik yang ada di wilayah Pantura.
“Regenerasinya tidak ada, makanya dengan bantuan mesin ini akan sangat membantu petani,” pungkasnya.