TEGAL, smpantura – Puluhan pedagang yang tergabung dalam Organisasi Pedagang Pasar Alun-alun Kota Tegal (Oppal) mendatangi Gedung DPRD Kota Tegal, Kamis (7/8/2025).
Mereka menyampaikan keresahan atas rencana revitalisasi Pasar Alun-alun yang disebut-sebut akan diubah menjadi kawasan rest area dan pusat perbelanjaan (mall) oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Ketua Oppal, Ermawan mengungkapkan keresahan para pedagang bermula saat audiensi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) pada akhir Juni 2025 lalu.
Dalam pertemuan tersebut, Dishub menyampaikan adanya pembahasan bersama PT KAI terkait rencana pembangunan mall dan rest area di lokasi pasar.
“Informasi dari Dishub, mereka baru saja mengikuti rapat bersama PT KAI. Di sana dibahas bahwa Pasar Alun-alun akan dibangun mall dan rest area,” ujar Ermawan kepada anggota Komisi II DPRD.
Menurutnya, wacana tersebut menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan pedagang karena belum ada kejelasan soal relokasi atau jaminan tempat berdagang setelah proyek revitalisasi berjalan.
“Apakah kami akan tetap mendapatkan tempat setelah direvitalisasi? Itu belum dijelaskan sama sekali. Kami jadi resah,” tegasnya.
Ermawan menyebutkan, saat ini masih ada sekitar 200 dari total 600 lapak di Pasar Alun-alun yang aktif digunakan.
Sejak tahun 2024, para pedagang juga tidak lagi dikenakan retribusi, yang sebelumnya sebesar Rp 2.000 per hari per lapak.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi II DPRD Kota Tegal, Hj. Ratna menyatakan akan menindaklanjuti aspirasi Oppal.
Dia menyebut, Komisi II akan berkoordinasi dengan Komisi III DPRD yang menjadi mitra kerja Dishub, untuk menjadwalkan audiensi lanjutan bersama pihak terkait.
“Prinsipnya kami siap membantu mencarikan solusi terbaik. Harus ada duduk bersama agar revitalisasi tidak justru mengorbankan penghidupan para pedagang. Kita dorong agar ada skema yang adil dan jelas,” kata Ratna. (**)