Slawi  

Pelajar SD Pagedangan 02 Deklarasi Anti Perundungan dan Kekerasan

SLAWI, smpantura – Ratusan pelajar SDN Pagedangan 02 Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal mendeklarasikan anti perundungan dan kekerasan di halaman SDN Pedagangan 02, Selasa (20/2). Upaya itu dilakukan untuk menciptakan suasana nyaman di lingkungan sekolah.

Deklarasi ini dihadiri sebagai narasumber Kapolsek Adiwerna AKP Warjiyana yang diwakili Kasium Polsek Adiwerna Aiptu Sukendar Basuki. Hadir pula Koordinator Wilayah Kecamatan (KWK) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Adiwerna Subroto, dan Komite sekolah serta wali murid.

Kepala SDN Pagedangan 02, Sri Suryanti mengatakan, kegiatan ini dapat menciptakan suasana indah, nyaman dan aman, serta bebas dari bully atau kekerasan.

Menurutnya, dengan pembelajaran yang nyaman, maka siswa bisa lebih termotivasi dan semangat dalam belajarnya.

“Sehingga dapat mencetak generasi yang soleh dan solekha, cerdas, berakhlak, memiliki jiwa penolong dan saling menghargai,” ujarnya.

KWK Dinas Dikbud Adiwerna Subroto, mengaku sangat mendukung dan mensupport kegiatan tersebut. Sebab, kegiatan itu merupakan salah satu indikator untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman dan kondusif.

“Bagaimana program anak belajar bisa nyaman dan dapat tercapai, maka warga sekolah, guru, orang tua harus saling bersinergi, harus bersama-sama saling mengamati tumbuh kembang anak,” ucapnya.

Dia berharap, deklarasi anti perundungan dan kekerasan ini dapat diimplementasikan di SDN Pagedangan 02.

BACA JUGA :  Karyawan Sun Q Ta Hotel Guci Bersih-Bersih Musala

“Sehingga mulai sekarang Stop, No Bully tidak ada kata mengejek di sekolah ini,” tegasnya.

Aiptu Sukendar Basuki mengajak para siswa untuk saling menghormati dan baik kepada guru dan juga kepada orang tua.

Dia juga menjelaskan tentang beragam bully. Diantaranya bully fisik yang dilakukan dengan menggunakan alat, tangan atau kaki atau menyuruh untuk memukul, bully verbal yaitu melalui kata-kata, seperti mengejek, menghina, memarahi dan mencaci maki.

Kemudian bully mental melalui psikologi dan efeknya bisa menjadikan korban tertekan, merasa malu, minder dan tak percaya diri.

Selanjutnya bully cyber dengan menggunakan sarana elektronik, bisa melalui medsos atau whatsapp.

Sukendar mengimbau, jika ada pelajar yang menjadi korban bully, maka segera melapor ke polisi, guru, orang tua atau berdoa kepada Allah SWT.

“Jangan sampai kalian saling mengejek atau saling pukul karena kalian semua adalah calon-calon pemimpin di masa depan. Semoga nanti ada yang menjadi bupati, atau menteri,” imbuhnya. (T05_Red)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

error: