Pembangunan Hybrid Sea Wall Demak Ditargetkan Mulai Oktober 2025

“Saya berharap pada tahun depan 2026, pekerjaan Hybrid Sea Wall bisa selesai. Iya sekitar 20-30 km panjangnya,” ucap sosok asal Kabupaten Rembang itu.

Lebih lanjut, Taj Yasin mengatakan, besar harapannya akan partisipasi dan dukungan masyarakat. Khususnya demi menyelamatkan Demak dari banjir, rob, dan penurunan tanah.

Tim Pengendalian Banjir dan Rob Jateng Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Undip, Prof Denny Nugroho Sugianto, S.T, M.Si, mengatakan, konsep Hybrid Sea Wall yang akan digarap merupakan langkah konkret kerja sama sesuai perjanjian nota kesepahaman antara Pemprov Jateng dan Perguruan Tinggi (PT).

“Mungkin ini juga akan menjadi pilot project di Indonesia. Di mana ini juga menjadi salah satu yang terintegrasi dengan konsep pemerintah pusat yaitu Giant Sea Wall,” katanya.

Dikatakannya, Undip telah melakukan riset pada konsep tersebut sejak 2012, di Timbulsloko, Sayung, Demak. Hybrid Sea Wall memadukan penggunaan beton ringan berupa kelontong (bis beton), untuk menahan gelombang laut di sisi Utara dan menahan sedimentasi di sisi Selatannya.

BACA JUGA :  100 Hari Kinerja Luthfi-Yasin, Sekolah Swasta Antusias Sambut Program Sekolah Gratis dari Pemprov Jateng

Beton kelontong disusun jejer segitiga. Misal dari bawah lima beton, atasnya empat beton, atasnya lagi tiga beton, dua beton, paling atas satu beton. Dijejer sepanjang pesisir. Bagian dalam beton disisi karung-karung pasir supaya kuat.

Jejeran beton menghadang abrasi dari laut. Baliknya menjebak sedimentasi banjir dari daratan. Tumpukan sedimentasi bisa ditanami mangrove untuk ditumbuhkembangkan. Selanjutnya vegetasi mangrove dan ekosistemnya akan menjadi perisai alami yang akan menahan rob. Sehingga mangrove akan mengembalikan garis pantai yang selama ini hilang.

error: