Setelah dilakukan telaah, rapat koordinasi serta proses lainnya, pada 2024 muncul dukungan dari lima kabupaten. Selanjutnya dilakukan perbaikan pada 2025 setelah ada bupati terpilih di Kabupaten Tegal.
“Baru 28 Mei 2025 dikirim ke pusat, karena menunggu perbaikan surat dukungan dari Kabupaten Tegal. Sebetulnya surat dukungan dari Kabupaten Tegal sudah keluar Oktober 2024 , tapi ternyata diminta pembaruan dengan ditandatangani bupati definitif,”terang Bashori.
Pembentukan Taman Nasional Gunung Slamet ,menurut dia, merupakan salah satu solusi menyelamatkan hutan Gunung Slamet dari deforestasi. Deforestasi atau alih guna lahan hutan menjadi nonhutan telah terjadi puluhan tahun lalu atau sejak reformasi 1998 silam. Diawali dengan illegal logging.
“Di Kabupaten Tegal banyak hutan lindung dan hutan produksi terbatas. Ternyata banyak pembiaran orang masuk dan terjadilah penyerobotan lahan hutan oleh masyarakat sekitar hutan,”terangnya.(**)