TEGAL, smpantura – Dilansir dari CNBC Indonesia, PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk, merilis riset indeks bisnis yang menunjukkan para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) meyakini penjualan akan melonjak menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Direktur Utama BRI Sunarso memaparkan hasil survei ini sejalan dan konsisten dengan model ekonometrika dampak agenda Pemilu 2024 terhadap perekonomian Indonesia. Sebenarnya, peningkatan penjualan ini juga sudah terjadi di masa-masa Pemilu sebelumnya. Namun, momentum Pemilu 2024 dinilai akan menjadi salah satu pendorong membaiknya kondisi bisnis UMKM.
Sebagian besar pengeluaran para peserta Pemilu juga dihabiskan untuk biaya kampanye yang meliputi biaya pengadaan alat-alat kampanye dan publikasi umum. Masa di mana para peserta Pemilu akan mengeluarkan banyak biaya tersebut perlu disikapi dengan positif.
Umumnya, saat menjelang Pemilu berlangsung akan ada banyak perputaran ekonomi pada berbagai sektor, seperti percetakan spanduk, kaos, alat tulis kantor, konsumsi, katering dan atribut kampanye lainnya.
Di sisi lain, kesiapan menghadapi lonjakan penjualan menjelang Pemilu juga perlu ditingkatkan dalam menyambut peluang ini. Persiapan harus sedini mungkin dilakukan, agar periode ini tidak terlewat begitu saja dan mampu memberikan keuntungan positif.
Beberapa permasalahan yang sering kali terjadi ketika jumlah penjualan naik pada saat masa kampanye adalah kualitas produk dan jasa yang menurun karena lebih berfokus pada kecepatan dan ketepatan waktu pengiriman produk.
Hal ini bisa terjadi ketika manajemen UMKM tidak mengantisipasi lonjakan pesanan dalam periode waktu yang bersamaan.
Selain itu jumlah pesanan dan pembayaran juga harus sesuai. Bukankah pelaku UMKM tidak mau ada pesanan yang tidak terbayar? Dengan adanya iming-iming jumlah pesanan yang besar, UMKM tidak boleh menyepelekan cara, sistem maupun waktu pembayaran.
Apalagi jika pelaku UMKM juga mendukung salah satu dari peserta pemilu, sehingga hal ini perlu menjadi perhatian saat terjadi lonjakan penjualan menjelang pemilu. Jumlah pesanan penjualan yang begitu banyak menjelang pemilu juga harus dikerjakan dengan penuh perhitungan, jangan sampai hanya mengejar omzet tanpa memperhitungkan profit.
Omzet dan profit menjadi orientasi dalam sebuah bisnis. Omzet merupakan hasil penjualan yang melibatkan komponen harga dan kuantitas produk yang terjual. Sementara profit adalah pendapatan bersih dari sebuah bisnis yang didapatkan dari omzet dikurangi dengan harga pokok penjualan dan biaya lainnya.
Semua biaya yang akan dikeluarkan selama masa produksi perlu dihitung dan dipelajari terlebih dahulu secara saksama sehingga lonjakan penjualan jelang Pemilu ini mampu mendongkrak profitabilitas. (T03-Red)
– Oleh : Hikmatul Maulidah, M.Ak
(Dosen Prodi Akuntansi Politeknik Harapan Bersama Tegal)