Brebes  

Pemkab Brebes Siap Penuhi Fasilitas Jalan dan Air Bersih Ruspin Korban Banjir di Bumiayu

BUMIAYU, smpantura– Pj Bupati Brebes, Urip Sihabudin, meninjau pembangunan 32 unit rumah unggul sistem panel (Ruspin) dua lantai untuk korban bencana banjir Sungai Keruh, di Desa Dukuhturi, Kecamatan Bumiayu, Brebes, Rabu (10/5).

Dalam tinjauan tersebut, Urip memastikan fasilitas pendukung hunian tersebut akan dipenuhi oleh pemerintah kabupaten.”Fasilitas jalan dan air bersih tentu akan kita penuhi. Kita upayakan melalui APBD Perubahan atau awal 2024 mendatang,” kata Urip.

Kedatangan Pj Bupati Brebes disambut Kepala Dinperwaskim Sutrisno serta sejumlah warga penerima bantuan. Urip mengecek satu persatu rumah panel yang sudah berdiri. Selain di Bumiayu, rumah panel juga dibangun untuk korban tanah bergerak di Desa Cilibur, Kecamatan Paguyangan. Jumlahnya ada 43 unit.”Baik di Bumiayu maupun di Paguyangan ditargetkan selesai akhir tahun ini,” katanya.

Kepala Dinperwaskim, Sutrisno, mengatakan, pembangunan ruspin dimulai pada September 2022. Pembangunannya ditandai dengan pemasangan panel pertama oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.”Saat ini, dari 32 unit yang akan dibangun, 21 unit diantaranya sudah berdiri,” katanya.

BACA JUGA :  Reses Anggota DPR Harris Turino, Petani Curhat Sulit Cari Pupuk Subsidi

Menurut Sutrisno, hunian tersebut dibangun melalui program Hunian Vertikal Optimis Berbasis Komunitas dengan leading sektor Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperakim) Pemprov Jateng.

Dalam hal pembangunan ruspin ini, warga penerima bantuan (korban banjir) hanya menyediakan lahan saja. Sementara struktur ruspin dua lantai senilai Rp 50 juta dibantu oleh Pemprov Jateng. Selain itu, pemerintah juga memberikan stimulan senilai Rp 1,8 juta untuk upah padat karya.

Salah seorang penerima bantuan ruspin, Tasirin, mengatakan, warga hanya menyediakan lahan saja.”Semuanya ada 32 KK. Kami patungan beli lahan, setiap KK Rp 7,5 juta,” katanya.

Tasirin menambahkan, setiap KK mendapatkan ruspin dua lantai berukuran 4×6 meter. Menurut Tasirin, jumlah biaya yang dikeluarkan terbilang ringan dibandingkan harus membeli atau membangun rumah sendiri.”Istilahnya tuku lemah olih umah (ibaratnya beli tanah dapat rumah),” katanya.(T06)

error: