Bupati Tegal juga menginformasikan bahwa pemerintah telah menyiapkan biaya tak terduga (BTT) sebesar Rp 10 miliar setiap tahun. Hal itu untuk membantu masyarakat yang terkena bencana. Untuk saat ini BTT tersisa Rp 3 miliar, di harapkan mencukupi sampai akhir tahun.
Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tegal M Afifudin menambahkan, bencana hidrometeorologi di Kabupaten Tegal yang kerap terjadi diantaranya angin puting beliung, angin kencang, longsor dan banjir.
Mengantisipasi bencana hidrometeorologi banjir di Kabupaten Tegal, diantaranya telah di lakukan normalisasi Sungai Cacaban sepanjang 2,2 kilometer di wilayah Desa Sidaharja, Kecamatan Suradadi.
Sebelum di lakukan normalisasi, Desa Sidaharja kerap dilanda banjir. Bahkan pada 2024 lalu telah terjadi 18 kali banjir. Harapannya setelah di lakukan normalisasi Sungai Cacaban, pada 2025 ini tidak terjadi banjir di Desa Sidaharja. Selain itu, juga telah di lakukan normalisasi sungai di Lemah Duwur, Kecamatan Adiwerna.
Afif menuturkan,musim hujan diperkirkan akhir Oktober 2025 dan akan akan berkurang pada April 2026.
Dalam apel kesiapsiagaan tersebut, Bupati Tegal bersama Forkopimda melakukan pengecekan terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki TNI, Polri, BPBD, PMI, Dinsos Kabupaten Tegal, yang disiapkan untuk penanganan bencana. (**)


