“Hari ini ini program kolaborasi antara Pemprov Jateng, Pak Gubernur dengan Baznas dan Polda Jateng dalam upaya pengetasan kemiskinan. Arahan Pak Gubernur memang harus melakukan kolaborasi seluruh pihak agar ikut serta bertanggung jawab,” katanya.
Pihaknya memastikan, penyaluran bantuan atas kerja kolaborasi tersebut dilakukan tepat sasaran. Terutama, diprioritaskan di daerah-daerah miskin ekstrem.
“Jadi tentu saja karena ini pengetasan kemiskinan tentu saja ada prioritas-prioritas daerah yang memiliki kemiskinan ekstrim. Nah ini kan ada beberapa upaya melalui tadi Baznas juga melalui APBD dan nanti juga CSR. Jadi seluruh lokasi, sebenarnya akan kita usahakan semuanya,” terangnya.
Boedyo mengungkapkan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah memastikan 17 ribu unit RTLH akan diperbaiki melalui anggaran APBD tahun 2025. Selain itu, akan ditambah melalui program kolaborasi seperti Baznas, CSR perusahaan dan lain sebagainya, sehingga diperkirakan akan mencapai 26 ribu unit lebih. Baik itu RTLH maupun pembangunan baru (PB).
“Kami optimis target ini bisa selesai di tahun 2025,” tegasnya.
Sementara itu, Wahyudi salah satu penerima manfaat bantuan RTLH asal Klaten mengaku senang karena besaran bantuan tersebut mampu merenovasi rumahnya yang sudah memprihatinkan. Katanya, rumahnya sudah mengalami kerusakan di beberapa bagian seperti atap, dinding dan juga lantai dari bambu.
“Saya itu tidak tenang kalau berangkat kerja, apalagi kalau musim hujan. Karena rumah saya bocor dan dinsingnya rapuh. Jadi takut kalau yang di rumah itu kenapa-kenapa. Jadi, dengan bantuan ini saya senang, nantinya bisa merenovasi bagian-bagian yang rusak. Selain itu, saya akan lebih bersemangat kerja sebagai kepala keluarga,” tandasnya. (**)