Pemprov Jateng dan Fujian Perkuat Kolaborasi di Sektor Kelautan dan Perikanan

Tercatat produksi perikanan tangkap di Jateng dari tahun ke tahun antara lain tahun 2018 sebanyak 309.759 ton, tahun 2019 sebanyak 331.493 ton, tahun 2020 sebanyak 343.587 ton, tahun 2021s ebanyak 351.238 ton, tahun 2022 sebanyak 366.912 ton, tahun 2023 sebanyak 372.517 ton, dan tahun 2024 mencapai sekitar 379.124 ton.

Sementara produksi perikanan budidaya berkembang signifikan. Tahun 2018 mencapai 623.945 ton, tahun 2019 sekitar 656.738 ton, tahun 2020 sebanyak 668.402 ton, tahun 2021 sebanyak 693.116 ton, tahun 2022 mencapai 707.225 ton, tahun 2023 sebanyak 718.909 ton, dan tahun 2024 sekitar 732.480 ton. Adapun komoditas unggulan seperti nila, lele, bandeng, udang vaname, dan gurame.

Eskpor Jateng atas sektor tersebut juga tinggi selama lima tahun terakhir. Negara tujuan utama ekspor hasil kelautan dan perikanan antara lain China, Amerika Serikat, Jepang, Vietnam, dan Malaysia. Komoditas utama untuk ekspor adalah cumi-cumi, rajungan, udang, dan ikan ayam-ayam. Di samping itu juga ada produksi garam yang sangat potensial di Jateng.

BACA JUGA :  Aptisi Temui Gubernur Ahmad Luthfi, Bahas Turunnya Penerimaan Mahasiswa

Adapun ekspor perikanan ke China pada 2024 mencapai 63.196,11 ton. Dengan komoditas seperti Ikan Kaca Piring, Ikan Kurisi, Cumi-Cumi, Sotong, Ikan Tengiri, Ikan Kakap, Tiram, Udang, Ikan Makrel dan Gurita. Bahkan, permintaan ekspor cumi sirip panjang (loligo pealei) dari Jawa Tengah ke China kurang lebih mencapai 95 ton dengan nilai Rp 18 Miliar.

“Jadi, selama ini China merupakan tujuan ekspor terbesar di Indonesia untuk olahan ikan, termasuk ikan segar,” ujar Endi,

Wakil Gubernur Fujian Lin Ruiliang mengatakan, Fujian memiliki wilayah maritim yang lebih luas dibandingkan daratannya, sehingga sangat kaya akan hasil produksi maritim. Usaha kemaritiman di sana juga memmproduksi hasil skala besar untuk kebutuhan pangan China. Begitu halnya dengan Jateng yang menjadi sister province dari Fujian selama 23 tahun.

error: