SURAKARTA, smpantura – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menegaskan komitmennya untuk membangun sistem pendidikan yang merata, jujur, dan dapat diakses seluruh warga tanpa diskriminasi. Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara “Gubernur Menyapa” di Kantor Cabang Dinas Pendidikan VII, Pasar Kliwon, Kota Surakarta, Kamis 30 Oktober 2025, melalui dialog langsung bersama pelajar, organisasi pemuda, dan masyarakat terkait berbagai persoalan dunia pendidikan di daerah.
Dalam acara itu, Ahmad Luthfi berdialog langsung dengan pelajar, dan organisasi kepemudaan, dan elemen masyarakat lainnya.
Salah satu aduan datang dari perwakilan organisasi Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Jawa Tengah, yang menyoroti sistem zonasi sekolah yang dinilai masih menimbulkan keluhan setiap tahun ajaran baru.
Menanggapi hal itu, Luthfi menegaskan kebijakan zonasi merupakan aturan nasional, namun penerapannya di Jawa Tengah harus dijalankan dengan jujur dan tanpa praktik titip-menitip.
“Itu kebijakan pusat. Tapi saya tegaskan, di Jawa Tengah tidak ada titip-menitip siswa atau no jasa penitipan,” kata Luthfi.
Ia menambahkan, sistem zonasi dibuat untuk pemerataan kesempatan belajar bagi semua anak, bukan untuk mempersulit.
Dalam forum yang sama, Rafa Febrian Wicaksono, siswa SMKN 5 Surakarta, menanyakan langkah pemerintah untuk meningkatkan pendidikan di daerah pinggiran.
Menanggapi hal itu, Luthfi menjelaskan, Pemprov Jateng telah menyiapkan sejumlah program pemerataan akses pendidikan, antara lain Sekolah Garuda, Sekolah Keberbakatan. Bahkan, pada 2025 ini membuat program Sekolah Kemitraan. Melalui Sekolah Kemitraan, Pemprov Jateng tahun ini mengalokasikan pembiayaan sebanyak 5.004 siswa di sekolah swasta.

 
							

