BATANG, smpantura – Salah satu Trimurti Pendiri Pondok Modern Tazakka, Batang, Hj Anisia Kumala Masyhadi, Lc., M.Psi, meraih gelar doktor dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, baru-baru ini. Sidang terbuka tersebut dipimpin langsung oleh Dekan Fakultas Psikologi UI, Prof Dr Bagus Takwin, M.Hum.
Dalam sidang ini, Dr Anisia Kumala Masyhadi, Lc., M.Psi. dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude (sangat memuaskan).
Dirinya tercatat sebagai Doktor Psikologi ke 178 di Fakultas Psikologi UI. Ustadzah Anisia yang juga Wakil Rektor 1 UHAMKA Jakarta berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul ” Kekerasan Suami pada Istri, Ideologi Gender, dan Pencarian Signifikansi Diri: Memahami Psikologi Pelaku dan Non Pelaku pada Individu dari Komunitas Keagamaan”.
Bertindak selaku Promotor pada sidang siang itu adalah Prof. Dr. Elizabeth Kristi Poerwandari, M.Hum., Psikolog. dan dibantu oleh Prof. Dr. Mirra Noor Milla, S.Sos., M.Si. selaku Kopromotor. Adapun penguji lainnya adalah Prof. Dr. Siti Syamsiyatun, M.A., Ph.D., Dr. Adriana S. Ginanjar, M.Si., Psikolog, Prof. Elli Nur Hayati, M.PH., Ph.D., Psikolog, Dr. Imelda Ika Dian Oriza, M.Psi., Psikolog, dan Dr. Rizka Halida, S.Psi., M.Si.
Dalam disertasinya, Ustadzah Anisia menyampaikan, sebagian besar kasus kekerasan terhadap perempuan adalah kekerasan suami kepada istri. Apalagi dalam sejumlah kasus, pelaku kekerasan terhadap pasangan adalah figur publik. Ini tentu menjadi area studi yang sangat sensitif karena menyangkut persoalan privat seseorang. Bahkan, tokoh perempuan yang akrab disapa Mbak Anis ini menyampaikan kesulitannya dalam mendapatkan data primer dan metodologis.
”Tidak mudah bagi saya untuk mendapatkan akses terhadap pelaku dan juga korban guna mendalami bagaimana mekanisme kekerasan itu terjadi, dan apa aspek psikologis yang melatarbelakangi perilaku kekerasan suami pada pasangannya tersebut,” ujarnya.
Anisia kemudian menyampaikan hasil penelitiannya dengan mengungkap tiga tema utama yaitu penghayatan signifikansi diri sebagai motivasi perilaku kekerasan, narasi ideologis kekuasaan, dan validasi sosial.
”Temuan studi ini ditunjukkan adanya dua kondisi motivasional utama pada pelaku kekerasan yaitu loss of significance dan threat of significance,” ucapnya.
Di akhir paparannya, Ustadzah Anisia menyampaikan, secara teoritis penelitiannya memberikan kontribusi dan penjelasan. Menurut dia, dinamika psikologis pelaku kekerasan adalah adanya pencarian signifikansi diri sebagai faktor motivasional dan narasi ideologi gender tradisional konservatif sebagai faktor sosial budaya yang secara bersamaan berkontribusi pada kerentanan perilaku kekerasan. Bahkan menurut Anisia, penelitiannya tidak hanya memberikan kontribusi akademik dalam memahami akar psikologis dan sosial kekerasan dalam rumah tangga.
”Tetapi juga menawarkan perspektif yang lebih konstruktif untuk membangun keluarga yang harmonis dan bebas kekerasan, terutama dalam konteks sosial budaya yang patriarkal,” ujarnya. (**)