Parwadi menuturkan pertemuannya dengan Abah Sururi Hamdan. Parwadi yang berasal dari Wonosobo kali pertama bertemu dengan Abah Sururi Hamdan pada tahun 2011. Kedatangannya menemui Abah Sururi Hamdan adalah atas wejangan dari gurunya di Wonosobo, “Saat bertemu dengan Abah Sururi Hamdan, dia mengatakan, saya menunggu kamu sejak tahun 1995. Padahal waktu itu saya masih umur 10 tahun,” ungkapnya.
Gurunya Pesulap Limbad Salah satu santri Abah Sururi Hamdan, Paulus Totok, menjelaskan, Pendopo Jogo Kali diresmikan oleh Bupati Tegal, Ki Enthus Susmono pada 23 Januari 2014.
“Pendopo Jogokali dibangun sejak 2012, dan diresmikan oleh Ki Enthus Susmono pada 2014,” katanya Dikatakan, dulunya Abah Sururi Hamdan adalah guru pencak silat kanuragan. Termasuk Limbad adalah salah satu muridnya.”Limbad belajar sama abah selama 4 tahun,” ungkapnya.
Mulai tahun 2007 Abah Sururi Hamdan sudah tidak mengajar pencak silat, dia mulai mengajarkan ngaji daleman.
“Yang diajarkan Abah Sururi Hamdan adalah membaca alam dan diri kita sendiri, istilah daleman adalah hakekat dan ma’rifat,” jelasnya.
Dia menjelaskan, ngaji di sini tidak perlu pendaftaran, siapapun boleh datang kesini. “Mlebu karepmu, metu karepku, karena yang tahu kamu sudah layak untuk keluar adalah aku,” ucapnya.
Abah Sururi Hamdan, kata dia, pada masa hidupnya juga pernah diundang Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas sebelum menjadi Presiden.
“Pada pemenangan periode pertamanya SBY, Abah mengucapkan, selamat dua periode, dan nyata, SBY berakhir dua periode” katanya.
Santrinya Abah Sururi Hamdan bukan hanya umat muslim saja. “Saya salah satunya yang non muslim, saya Katolik,” ungkap Totok. (T05_Red)