BREBES, smpantura – Ketua LSM Pampera Bantarkawung, M Jamil, menilai program pengadaan bibit senilai Rp1,8 miliar oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Sampah (DLHPS) Kabupaten Brebes harus dijalankan dengan serius, bukan sekadar seremoni penyaluran dan penanaman.
“Penanaman bibit itu harus disertai perencanaan matang dan pemantauan. Jangan hanya berhenti di acara tanam simbolis. Harus ada yang memastikan bibit dirawat hingga hidup,” kata Jamil, Minggu (21/9/2025).
Pernyataan Jamil tersebut disampaikan setelah membaca pemberitaan mengenai program pengadaan bibit senilai Rp1,8 miliar oleh DLHPS Brebes.
Program tersebut mencakup pembelian bibit mangrove jenis rizopora, durian, alpukat, kelengkeng, jambu air, dan mangga, yang akan didistribusikan ke sejumlah desa, sekolah, dan kelompok masyarakat sesuai kondisi geografis, dengan penanaman dijadwalkan berlangsung hingga akhir tahun.
Jamil mengingatkan, banyak program penghijauan gagal karena tidak ada mekanisme perawatan setelah penanaman, seperti penyiraman, pemupukan, dan pengendalian hama.“Kalau tidak ada perawatan, bibit bisa mati dan anggaran besar menjadi sia-sia. Ini yang harus dijaga,” tegasnya.
Karena itu, ia mendorong DLHPS melakukan monitoring secara berkala agar keberhasilan program dapat diukur.“Minimal satu sampai dua tahun setelah penanaman dicek, berapa persen yang hidup. Kalau banyak yang mati, harus ada perbaikan,” ujarnya.
Selain itu, Jamil menilai pengadaan bibit idealnya juga diarahkan untuk penghijauan daerah sumber air, seperti mata air Tuk Suci dan Tuk Kaligiri. Ia menyebut di Sirampog ada organisasi Jaga Rimba yang peduli terhadap kelestarian lingkungan dan bisa diajak bekerja sama.