Pengaruh Atlantic Meridional Overturning Circulation Terhadap Perubahan Iklim Global Terutama Dampaknya di Indonesia

Mengutip situs resmi NOAA, tahun 2022, suhu bumi mengalami anomali kenaikan 0,86 derajat celsius. Ini menjadikan suhu bumi terpanas keenam dalam periode tahun 1880-2022. Rekor terjadi di tahun 2016, saat terjadi anomali kenaikan 0,99 derajat celsius.

Di Indonesia, BMKG mencatat, suhu udara rata-rata bulan Juni 2023 adalah sebesar 27,0 derajat celsius, sementara normal suhu udara klimatologis untuk bulan Juni 2023 periode 1991-2020 di Indonesia adalah sebesar 26,5 derajat celsius.

Penyebab terjadinya suhu udara rata-rata yang makin meningkat adalah disebabkan pemanasan global dan akibat dari sifat rakus manusia yang ingin mengeksploitasi sumber daya alam tanpa memikirkan dampaknya.

Salah satu faktor penting yang mempengaruhi iklim global adalah Atlantic Meridional Overturning Circulation (AMOC).

Dilansir dari kompas.com terdapat penjelasan mengenai AMOC yaitu dalam penelitian berjudul “Physics-based early warning signal shows that AMOC is on tipping course” yang diterbitkan jurnal Science Advances memperingatkan, kerusakan sirkulasi Samudera Atlantik merupakan sinyal merah yang harus diwaspadai umat manusia.

BACA JUGA :  Membangun Nalar Konstitusi Dalam Berbangsa Dan Bernegara

Untuk diketahui, AMOC adalah sirkulasi laut di Samudera Atlantik yang membawa panas, karbon, dan nutrisi dari daerah tropis menuju Lingkaran Arktik.

AMOC adalah bagian penting dari sistem peredaran global air laut. Ini mengalirkan air hangat dari khatulistiwa ke utara dan air dingin kembali ke selatan, menciptakan pola sirkulasi yang mempengaruhi iklim di seluruh dunia.

Namun, perubahan dalam AMOC dapat memiliki konsekuensi besar terhadap iklim global. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemanasan global dapat memperlambat atau bahkan menghentikan AMOC, yang dapat menyebabkan perubahan dramatis dalam pola cuaca global.

error: