Batang  

Pengasuh Pondok Pesantren Ditahan, Cabuli 17 Santriwati

DIINTEROGRASI : Kapolda Jateng, Ahmad Lutfi dan Gubernur, Ganjar Pranwo didampingi Pj Bupati, Lani Dwi Rejeki dan Kapolres, AKBP Saufi Salamun, saat menginterogasi tersangka WM, pengasuh/pimpinan salah satu pondok pesantren, di Desa Wonosegoro, Bandar ,yang mencabuli 17 santriwatinya, seusai konferensi pers di Mapolres Batang.

Korban Kemungkinkan Bertambah Karena Saat Ini Libur

BATANG, smpantura -Pernyataan tersangka WM (57), pengasuh sekaligus pimpinan salah satu pondok pesantren di Desa Wonosegoro, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang membuat geram, Kapolda Jateng, Irjen Ahmad Luthfi dan Gubernur, Ganjar Pranowo. Karena dalam penyidikan Wildan mengaku, mencabuli dan menyetubuhi 15 santriwatinya yang sebagian masih dibawah umur.

Namun dalam tanya jawab, justru terungkap ada dua alumni pondok pesantren itu yang menjadi korban pelampiasan nafsu WM. Pengakuan itu juga memebuat Gubernur Ganjar Pranowo ikut emosi.

“Coba ingat berapa korban yang kamu cabuli ?” tanya Kapolda. “Ada 15 Pak,”ujar Wildan saat konfrensi pers di halaman Mapolres Batang, Selasa (11/4).

“Selain yang saat ini mondok, apa juga alumni ada yang menjadi korban lain,”tegas Kapolda. “Ada dua Pak, tapi sudah lulus,”ujar Wildan.

Kasus itu menarik perhatian Gubernur dan Kapolda, sehingga meluangkan datang ke Batang. Kapolda didampingi Direskrimum, Kombes Johanson Ronald Simamora, Kabidpropam, Kombes Aris Supriyono, dan Kabid Humas, Kombes Muhammad Iqbal Alqudusi.

Rombongan diterima Pj Bupati, Lani Dwi Rejeki, Kapolres, AKBP Saufi Salamun, Ketua DPRD, Maulana Yusup, Dandim 0736, Letkol Inf Ahmad Alam Budiman, Ketua MUI,  Zaenul Iroqi, Ketua PD Muhammadiyah, Ali Trigiyatno, Ketua PC NU, KH Ahmad Taufiq, serta pejabat Pemkab lainnya.

“Kenapa kamu tega melakukan itu, apalagi santriwatimu itu masih dibawah umur. Berarti 17 korban, ada lagi tidak. Jujur saja, coba diingat, terus berapa santriwati yang menjadi korban, bagiamana perasaanmu sekarang,” tegas Ganjar.

Kapolda menuturkaan, sampai saat ini jumlah korban yang melapor dan dilakukan pemeriksaan sebanyak 14 santriwati. Bulan September 2022, juga terjadi di Batang korbannya pencabulan 22 anak siswa SMP.

BACA JUGA :  Tingkatkan Mutu Pendidikan, SMA 2 Batang Hadirkan Dua Guru Asing 

“Kasus di Bandar itu mungkin lebih banyak, karena saat ini santriwatinya lagi libur. Nanti pengembangan penyidikan.” tutur Kapolda Jateng, Irjen Ahmad Luthfi.

Ahmad Luthfi menambahkan, aksi pencabulan dan pemerkosaan yang dilakukan oleh pengasuh pondok pesantren di Bandar, Batang itu berlangsung, sejak 2019-2023. Modusnya WM membujuk rayu santriwatinya, dengan menikahi tanpa wali, hanya korban serta tersangka, saat ijab qobul dan memberikan uang jajan.

“Tersangka melakukan saat dini hari, diberbagai tempat dilingkungan pondok pesantren itu. Dari 15 santriwati, delapan orang hasil visum positif, ada robek di obginnya kemudian enam orang masih utuh. Jadi enam orang itu kategorinya pencabulan,” imbuhnya.

Barang bukti yang disita mulai dari kasur, karpet,seprei, sarung, kemeja, celana panjang hingga  pakaian dalam. Selain itu juga hem, kaos, dan lainnya. WM yang kelahiran Pekalongan, 30 Juli 1965 itu, dijerat dengan UU Nomor 23, Tentang Perlindungan Anak. Langkah selanjutnya, Kepolisian memberikan perlindungan kepada korban, dan koordinasi dengan Pemprov Jateng dan Pemkab Batang.

Gubernur Ganjar, geram, dengan pengakuan tersangka. Kasus itu sangat serius di dunia pendidikan.

” Tentu kami marah, apalagi korbannya masih anak-anak. Ini serius karena anak kita itu harus dilindungi, bukan dikerasi dalam bentuk apapun. Kami akan membantu Bu Lani menerjunkan tim, membuka posko, dan trauma healing pada korban, koordinasi dengan Kemenag, ” tutur Ganjar (P02-Red

error: