Penonton Terpukau Pementasan TeaterQi Berjudul Kanan≠Kiri

TEGAL, smpantura – Ratusan pasang mata terpaku menyaksikan pementasan TeaterQi bertajuk “Kanan≠Kiri” yang digelar di Teater Arena Taman Budaya Tegal, Sabtu malam (10/5).

Pertunjukan yang merupakan produksi ke-36 dari TeaterQi ini berhasil menyita perhatian penonton selama kurang lebih dua jam dengan tata cahaya, setting panggung dan musik yang dikemas secara apik dan penuh makna.

Kanan≠Kiri mengangkat cerita tentang tokoh Sakyani alias Kutil, yang diadaptasi dari novel “Kutil” karya Yono Daryono dan Ubaidillah.

Cerita menggambarkan pergolakan sosial dalam peristiwa tiga daerah Tegal, Pemalang, dan Brebes yang menjadi sebuah babak penting dalam sejarah revolusi sosial Indonesia pasca kemerdekaan.

Penonton diajak menyelami kisah perjuangan rakyat kecil melalui narasi yang menyentuh dan penuh refleksi.

Kursi penonton yang berada tepat di depan panggung tampak dipenuhi oleh para penikmat teater dari berbagai kalangan, menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap pertunjukan ini.

BACA JUGA :  Jelajah Hutan Karnivora di Bumiayu, Peserta Kunjungi Lokasi Fosil Harimau Purba

Di tengah cerita, muncul pula sosok aktivis Wiji Thukul yang digambarkan bertemu Hasan Sukardi, seorang mahasiswa asal Tegal, di ruang tahanan.

Kardi merupakan cucu Makdum, sahabat sekaligus guru kebatinan Kutil. Pertemuan ini menjadi salah satu titik penting dalam alur cerita yang menghubungkan generasi perjuangan dalam lintas waktu.

Sutradara Rudi Iteng menjelaskan bahwa pemilihan judul “Kanan≠Kiri” bukan untuk menunjukkan afiliasi ideologi tertentu, tetapi sebagai bentuk kritik sosial terhadap persepsi dan label yang sering disematkan kepada rakyat yang berpikir kritis terhadap pemerintah.

“Peristiwa tiga daerah adalah peristiwa penting dalam sejarah Indonesia. Ini bukan tentang perebutan kekuasaan, tapi jeritan spontan dari rakyat yang merasa kemerdekaan belum benar-benar mereka rasakan,” ujar Rudi.

error: