PEMALANG, smpantura – Penyaluran pupuk bersubsidi di wilayah Kabupaten Pemalang disinyalir ditumpangi penumpang gelap yang memberatkan para petani. Penumpang gelap yang dimaksud, dimana setiap pembelian pupuk bersubsidi petani diwajibkan untuk membeli obat pertanian sehingga hal tersebut memberatkan petani.
“Saya melihat dan merasakan program pupuk bersubsidi belum sepenuhnya bisa dinikmati oleh para petani, sebab ketersediaannya belum mencukupi semua petani. Bahkan di Pemalang ini, para petani diwajibkan membeli obat pertanian atau (pritilan pritilan kata orang Pemalang) saat membeli pupuk bersubsidi, hal itu memberatkan mereka,” ujar Wakil Ketua Komisi B, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pemalang, sekaligus Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) Slamet Ramuji, Jumat (15/12).
Ia mengatakan, program pupuk bersubsidi saat ini dinilai belum tepat sasaran, sebab masih banyak kendala yang dialami petani. Jatah pupuk bersubsidi kadangkala tidak sesuai dengan kebutuhan para petani, sehingga tidak jarang menimbulkan gejolak dikalangan petani. Bahkan pihaknya mengkritisi para Kios Penyalur Pupuk Lengkap (KPL) agar tidak mewajibkan pada petanj untuk membeli obat obat pertanian saat membeli pupuk bersubsidi, hal tersebut seperti penumpang gelap yang memanfaatkan situasi untuk mendapatkan keuntungan sendiri. Pihaknya sudah menyampaikan keluhan para petani pada dinas terkait dan pengawas peredaran pupuk tetapi responya teoritis dan tidak ada tindaklanjut yang nyata dari mereka.(T08-Red)