“Mulai dilihat dari tahun berapa pun, BBM yang kami terima, misalkan 90 ya RON 90, 92 ya RON 92, 98 ya RON 98, tidak ada sama sekali BBM pencampuran, karena kita terima sudah barang jadi,” ujarnya.
Ia mengakui ada blanding atau zat adiktif, namun itu hanya untuk nilai tambah kepada konsumen dalam meningkatkan performa kendaraan. Selain itu, juga ada penambahan warna untuk membedakan jenis BBM.
“Kami pastikan BBM yang dibeli masyarakat aman dan masyarakat tidak perlu khawatir,” tegasnya.
Memasuki musim mudik Lebaran tahun 2025, lanjut dia, Pertamina berkomitmen terus melakukan pengecekan seluruh sarana dan prasarana fasilitas. Harapannya ketika momen arus mudik dan balik, semuanya sudah dalam keadaan aman, nyaman, siap dan prima melayani konsumen.
“Adanya hasil pengecekan dari Metrologi Legal merupakan jaminan bahwa semua SPBU di Tegal Raya kondisinya aman, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir,” ujar Taufiq.
Fungsional Penera Tingkat Mahir Kota Tegal, Sandi Satria, hasilnya tidak ditemui adanya indikasi kecurangan atau penyimpangan dilihat dari hasil takaran.
“Artinya takaran dari bejana 20 liter sesuai dengan ketentuan. Pengujian yang dilakukan yakni menguji volume BBM menggunakan bejana standar 20 liter,” jelas Sandi.
Diterangkan Sandi, untuk Pertalite per 20 liter masih masuk batas toleransi kesalahan yaitu 0,2 persen, kemudian Pertamax Turbo 0,3 persen dan Pertamax 0,2 persen. Adapun untuk pengecekan atau biasanya disebut tera ulang, secara periodik dilakukan Metrologi setahun sekali. Pemilik usaha SPBU wajib melakukan tera ulang maksimal setahun sekali.
“Untuk di Kota Tegal keseluruhan aman dan hasilnya bagus sesuai ketentuan Metrologi khususnya dari segi takaran. Sejauh ini kami sudah memeriksa sekitar 9 SPBU ditambah 3 SPBN di wilayah Kota Tegal sehingga total ada 12 dari Januari sampai Desember 2024,” pungkasnya. **