Tegal  

Pertumbuhan dan Kebocoran Penduduk Kota Tegal

TEGAL, smpantura – Kepadatan penduduk sebuah kota itu penting, untuk tumbuh dan berkembang menjadi kota yang lebih besar.

Jika foto data terlampir, benar adanya, maka itu pertanda yang menggembirakan, bagi Kota Tegal.

Data pertumbuhan jumlah penduduk kota Tegal sejak 1999 sangat lambat pada kisaran angka 245.000-255.000 jiwa.

Kemungkinan lambatnya pertumbuhan kepadatan, antara lain, migrasi warga kota ke wilayah pinggir kota (peri-urban) untuk mencari lahan hunian murah.

Sejak awal pertumbuhannya dekade 1970-1980an “distrik” Mejasem tumbuh menjadi “kota” yang dihuni ribuan orang dengan KTP Kota Madya Tegal sesuai sebutan kota saat itu.

Bahkan, saat ini semakin meluas ke arah timur hingga melampaui desa Pacul.

Berandai jika Kota Tegal tidak mengalami kebocoran migrasi jumlah warganya, maka populasinya mungkin sudah jauh di atas angka 300.000 jiwa.

Kepadatan penduduk ini juga akan tumbuh bersama wilayah terbangun Kota Tegal.

Density is a matter. Kata “matter” bukan berarti hanya penting atau substantif, tapi juga bermakna “masalah”.

Pada satu sisi kepadatan adalah mesin pertumbuhan kota yang canggih, pada sisi lain kepadatan membawa konsekuensinya sendiri.

Tingginya kepadatan penduduk jika dikelola dengan baik dan benar, maka akan menjadi potensi ekonomi yang menjanjikan.

BACA JUGA :  Camat Margadana Menargetkan Partisipasi Pilkada 75 Persen

Pasar akan tumbuh sesuai pertumbuhan jumlah warga kota. Infrastruktur dasar kota dan ruang publik juga mudah dikembangkan karena jumlah pengunjung bukan lagi masalah.

Kepadatan yang tinggi akan menjadi masalah, ketika Pemerintah Kota Tegal tidak responsif terhadap keadaan. Seperti, bagaimana menjaga kepadatan dengan supply rumah murah atau bentuk hunian lain yang memadai.

Selanjutnya, bagaimana membangun lapangan kerja, bagi pencari kerja baru yang akan terus tumbuh dan tumbuh lagi.

Belum lagi sistem pendidikan yang tidak hanya jumlah gedung yang dibutuhkan, tapi juga standar mutu pendidikan yang tidak timpang dan infrastruktur kota lainnya seperti rekayasa jalan serta manajemen lalu lintas jalan kota (urban street).

Pertumbuhan kepadatan penduduk Kota Tegal, membawa berkah bagi seluruh warga kota. Sebaliknya jika penduduk Kota Tegal terus “bocor” ke wilayah pinggir kota untuk mendapat hunian murah, maka Kota Tegal bisa jadi Kota Pensiunan.

Atau, apakah Kota Tegal dimekarkan sampai Mejasem dan sekitarnya? (Abdullah Sungkar, Peminat Studi Perancangan Kota). (T03-Red)

error: