Petani di Jawa Tengah Beralih ke Alat Pertanian Canggih

Menggencarkan Swasembada Pangan

“Memakai alat seperti ini sudah sekitar satu tahun ini. Efisien, biaya lebih murah, dan hasilnya sukses,” ungkap Sensus.

Menurutnya, sebelum terbentuk kelompok tani dan memanfaatkan alat pertanian modern, para petani kerap kali mengalami gagal panen.

“Wah, kalau dulu sering gagal panen. Tapi setelah ada kelompok tani dan juga penggunaan alat seperti ini, jadi panennya bagus,” jelas Sensus.

Kendati demikian, imbuhnya, lahan pertanian di wilayahnya termasuk tadah hujan. Sehingga, kerap kesulitan air di saat musim kemarau.

“Kami harap ada solusi terbaik untuk persoalan air di sini. Syukur-syukur ada bantuan sumur dalam. Lahan sudah kami siapkan,” ujarnya.

Petani Kedungampel, Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten, Suparman menambahkan, mekanisasi pertanian dengan alat-alat canggih sangat memanjakan petani. Selain itu, dapat menjadi solusi minimnya petani buruh saat ini.

BACA JUGA :  Ahmad Luthfi dan Menperin Resmikan Ekspor Mainan Senilai Rp 23,5 Miliar ke AS

“Alat-alat sekarang ini sangat memanjakan petani. Lebih mudah, murah, dan hasilnya bagus,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Defransisco Dasilva Tavares menjelaskan, mekanisasi pertanian menjadi strategi mewujudkan swasembada pangan. Hal itu untuk meningkatkan efisiensi usaha tani, sehingga hasilnya bisa presisi dan lebih maksimal.

Ia menambahkan, Pemprov Jawa Tengah memiliki Brigade Pertanian  yang menyediakan peminjaman alat-alat mekanisasi pertanian secara gratis. Untuk mengakses Brigade Pertanian ini bisa di tujuh lokasi di Jawa Tengah. Di antaranya Pati, Banyumas, Surakarta, Semarang.

“Kelompok tani bisa mengajukan pinjam alat ke kita. Untuk biaya angkut atau membawa ke lokasi gratis, karena di tanggung pihak peminjam,” ujar Frans, sapaannya.

error: