SLAWI, smpantura – Petani di Desa Mulyoharjo, Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal mengeluhkan bocornya talang air saluran Induk Gumisik di desanya. Bocornya saluran air yang juga mengaliri lima desa di wilayah tersebut, mengakibatkan petani hanya bisa tanam padi sekali dalam setahun.
Seorang petani asal Mulyoharjo, Agus (45) mengakui tidak bisa menanam padi tiga kali dalam setahun. Hal itu dikarenakan saluran air Induk Gumisik banyak kebocoran. Kondisi itu membuat lahannya tidak mendapatkan suplai air dari saluran tersebut. Namun demikian, para petani di wilayah itu menyiasati dengan membuat sumur bor.
“Bocor sudah sejak lima tahun lalu. Petani hanya mengandalkan sumur bor,” katanya.
Dikatakan, saluran air itu sangat penting bagi para petani di desanya. Tidak hanya itu, petani di lima desa lainnya yakni Randusari, Jatiwangi, Surokidul, Pesarean dan Sidomulyo, juga mengandalkan air dari jaringan tersebut. Oleh karena itu, pihaknya berharap agar secepatnya diperbaiki.
“Dengan sumur bos jelas biayanya tambah banyak. Jika kebocoran diperbaiki, maka air bisa maksimal ke sawah,” katanya.
Kades Mulyoharjo, Abdul Basir membenarkan adanya kebocoran air di saluran Induk Gumisik. Air yang seharusnya bisa dinikmati petani terbuang ke Sungai Krupak, dan petani hanya menikmati sekitar 30 persen. Keboran air itu telah disampaikan ke pemerintah.
“Sungai Krupak juga dangkal yang menyebabkan banjir ke rumah warga dan lahan pertanian. Kami sudah usulkan normalisasi 4 kali sejak 20 tahun lalu,” ujarnya.
Koordinator Kelompok Pengelola Wilayah Pemali, Wardoyo menuturkan, setelah pengecekan di lokasi talang air saluran Induk Gumisik, pihaknya akan segera melakukan penanganan, khusus untuk saluran yang bocor.
“Dalam bulan ini, kami akan segera tangani,” katanya. **