Selain itu, mereka juga belum bisa menyusun media pembelajaran berbasis android dengan baik. Pengetahuan guru mengenai model pembelajaran interaktif masih terbatas.
“Sebagai solusi, kami memberi pendampingan pada guru SD yang mengajar di Kecamatan Tegal Barat, khususnya yang sekolahnya terakreditasi B,” pungkasnya.
Senada disampaikan Dosen PGSD Unnes Kampus Tegal, Teguh Supriyanto yang mengemukakan bahwa pendampingan dalam mendesain pembelajaran berdiferensiasi berbasis android dibagi menjadi tiga tahapan, mulai dari pendahuluan, pelaksanaan dan evaluasi.
Pada tahap pendahuluan, pihaknya mengurus perizinan dan mengidentifikasi guru SD yang mengalami kesulitan dalam mendesain pembelajaran berdiferensiasi berbasis android. Sementara untuk tahap pelaksanaan, dilakukan secara luring pada guru SD selama dua kali.
“Pertemuan pertama dimulai dengan pretest, dilanjut dengan pemaparan materi tentang pembelajaran abad 21 dan materi tentang penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi augmented reality (AR), virtual reality (VR) dan artificial intelligence (AI),” katanya.
Sedangkan pada pertemuan kedua, sambung Teguh, dilakukan diskusi pembelajaran berdiferensiasi dan pemanfaatan android dalam pembelajaran yang kemudian diakhiri dengan postest.
“Indikator keberhasilan dari kegiatan adalah tersusunnya perangkat pembelajaran dalam bentuk modul ajar atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berisi langkah pembelajaran berdiferensiasi berbasis android,” tutupnya. (T03-Red)