Slawi  

PHRI Kabupaten Tegal Gelar Pelatihan Penanganan Kecelakaan Wisata

SLAWI, smpantura– Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Tegal menggelar pelatihan penanganan dan pertolongan korban di air serta pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).
Kegiatan yang dilaksanakan bertepatan memasuki musim hujan dan tingginya animo publik mengunjungi tempat wisata merupakan inisiatif PHRI untuk menjamin keamanan publik dan pelaku wisata di kawasan setempat.

“Kami menggelar pelatihan untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan. Termasuk mengantisipasi kecelakaan saat berwisata seperti tenggelam maupun terjatuh serta ancaman musibah lain,” ujar Ketua BPC PHRI Kabupaten Tegal, Elizabeth Ratih Dewi, Rabu (31/1/2024).

Menurut Elizabeth, musim hujan serta tingginya animo masyarakat memanfaatkan waktu luang untuk berwisata menjadi alasan bagi PHRI untuk mengumpulkan pebisnis wisata di Kabupaten Tegal, khususnya di lokasi wisata Guci, untuk dibekali kemampuan menghadapi dan mengantisipasi kecelakaan.

PHRI Kabupaten Tegal sengaja melibatkan Palang Merah Indonesia (PMI) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal untuk melatih sumber daya penggelola wisata. Beberapa materi yang diberikan seperti medical first respinder (MFR), SOP pengamanan di area perairan, pertolongan di dalam air dan di akhir materi dilakukan simulasi.
“Sejumlah teori maupun tekhnis penyelamatan telah di praktikkan dan peserta antusias mengikuti ,” ujar Elizabeth menambahkan.

BACA JUGA :  Korban Pohon Randu Tumbang Dapat Bantuan dari Baznas

Kegiatan yang digelar di lokasi hotel Ashafana Guci itu melibatkan 60 peserta perwakilan hotel di Pantura Tegal dan kawasan Guci, sedangkan pelatihan itu sebagai sikap serius lembaganya menjaga keselamatan dan kenyamanan pengunjung .

“Ini demi keselamatan dan menjaga kepariwisataan di Kabupaten Tegal lebih terjamin,” ujar Elizabeth.

Elizabeth mengucapkan terimaksih peran PMI dan BPBD Kabupaten yang mensuport kegiatan itu. Ia berharap pelatihan ini tak hanya sebagai antisipasi tapi juga meminimalisir kecelakaan pariwisata yang selama ini identik dengan kebahagiaan.

“Jangan sampai kebahagiaan dalam berwisata justru membawa duka,” katanya. (T04-Red)

error: