FPRB juga diharap membantu pemerintah melakukan mapping daerah yang kerap terdampak bencana dan upaya mitigasi yang dilakukan.
Mengenai dana, Agustyarsyah menegaskan banyak dana yang dapat diperoleh, baik dari LSM, NGO luar negeri untuk membiayai penanganan bencana.
“Tidak perlu takut tentang uang. Banyak uang dari LSM, NGO luar negeri, tapi harus dijemput. Siapkan dokumen proposal dengan baik,”sebutnya.
Sementara itu, Ketua FPRB Kabupaten Tegal masa bakti 2023-2028 Widodo Joko Mulyono menegaskan, pengukuhan tidak hanya formalitas, melainkan menjadi langkah awal melakukan sinergitas bersama masyarakat dan semua unsur untuk mengurangi risiko bencana yang kerap terjadi di Kabupaten Tegal.
Joko yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Tegal ini mengajak semua unsur yang terlibat untuk menjaga komitmen dan kompak memberi pelayanan pada masyarakat, meringankan masyarakat dan mengedukasi masyarakat .
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal Elliya Hidayah menuturkan, pembentukan FPRB diinisiasi sejak tahun 2023 lalu. Pengurus FPRB berjumlah 76 orang yang terdiri atas berbagai unsur pentahelix.
“Pengurangan risiko bencana tergantung mekanisme dan membutuhkan keterlibatan penuh semua pihak secara pentahelix,”sebutnya. (T04-Red)


