“Kesannya seperti kumuh. Jaraknya terlalu berdesak-desakan. Pembeli seperti diajak bermain masuk ke labirin, karena ada jalan yang buntu dan tidak ada papan petunjuk,” timpal pedagang lainnya.
Asisten 2 Bidang Perekonomian Setda Kota Tegal, Cucuk Daryanto mengatakan Pemkot Tegal tentu berharap relokasi ini akan membawa dampak bagi PKL. Namun, dalam perkembangannya ada hal-hal yang perlu dievaluasi.
“Kami sampaikan bahwa untuk iuran yang ditarik oleh Dinas adalah retribusi. Terkait iuran lainnya itu merupakan kesepakatan antar pedagang dan nanti akan menjadi perhatian bagi kami terutama parkir,” ujarnya.
Cucuk menambahkan, terkait permasalahan yang ada Pemkot Tegal dan DPRD akan bersama-sama mencari solusinya.
Sementara, Ketua Komisi II DPRD Kota Tegal, Zaenal Nurrohman mengatakan, audiensi menghasilkan sejumlah rekomendasi seperti meninjau kembali terkait pungutan selain retribusi, listrik dan jalan satu arah.
Selain itu, direkomendasikan pula untuk memperbaiki fasilitas tentang sanitasi dan MCK hingga sarana prasarana.
Pemenuhan fasilitas untuk mendukung area PKL Pujasera dengan membebaskan sementara retribusi parkir selama enam bulan.
“Kami berharap ada evaluasi dan peninjauan kembali. Termasuk dibuatkan titik di google maps, sehingga kawasan Pujasera Melati banyak didatangi serta diulas,” katanya.
Selain itu, dinas terkait juga diminta dapat berkolaborasi untuk meramaikan event-event, seperti festival lebaran di waktu dekat. **