Selain mendukung kebijakan nasional terkait penyediaan listrik melalui energi baru dan terbarukan (EBT), pihaknya juga akan diuntungkan dengan penciptaan lapangan kerja baru saat proses konstruksi dan destinasi eduwisata saat sudah beroperasi nanti.
Untuk itu, pihaknya menjamin kemudahan proses perizinan pendukung lainnya sesuai kewenangan pemerintah daerah.
“Intinya kami mendukung pembangunan PLTB dan PLTS ini. Jika ada kesulitan beritahu kami untuk mencari solusi. Apalagi ini pembangkit EBT yang ramah lingkungan, sangat membantu mengurangi pemanasan global,” ucapnya.
Managing Director Akuo Energy Refi Kunaefi menyebutkan, selain di Kabupaten Tegal, proyek pembangunan PLTB ini nantinya juga akan ada di Brebes. Pihaknya juga berencana berekspansi membangun PLTB di Jawa Timur, Banten, Aceh hingga Sulawesi Barat.
Menurutnya PLTB ini ramah lingkungan karena tidak sampai mengahabiskan lahan pertanian atau bisa berdiri berdampingan dengan lahan pertanian di lokasi tersebut. Bahkan PLTB masih bisa menghasillkan listrik di malam hari karena proses produksinya ditentukan oleh hembusan angin.
Saat ini pihaknya tengah dalam tahap pengusulan proyek ke PLN dan Kementerian ESDM sebelum melangkah ke proses pengadaan di PLN berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 dan lelang.
“Ke depannya kami berharap pembangunan PLTB di Kabupaten Tegal bisa menjadi daya tarik industri lainnya, selain membantu pasokan listrik melalui PLN,” tutur pria lulusan IMT Atlantique Perancis dan Harvard Business School, USA ini.
Menurutnya, jika kapastias produksinya direalisasikan secara maksimal sampai 120 MWac, maka nilai investasi yang akan digelontorkan mencapai Rp3,5 triliun dengan membangun 15 turbin atau kincir angin.