Hal senada disampaikan warga Desa Cilongok Kecamatan Balapulang, Mubin (42) Dia menuturkan, ketika desanya diguyur hujan deras beberapa waktu lalu, tebing di sebelah kanan Jembatan Kali Erang mengalami erosi. Termasuk juga pondasi jembatan tersebut.
Menurutnya, jika jembatan itu tidak secepatnya diperbaiki, maka bisa ambruk. Sebagian warga di tiga kecamatan tentunya akan kesulitan beraktivitas. Kendati masih ada jalan alternatif, tapi jaraknya sangat jauh.
“Jembatan ini harus segera diperbaiki. Jangan dibiarkan begitu saja. Kasihan warga yang akan beraktivitas, karena jembatan itu merupakan akses vital bagi warga di tiga kecamatan,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Tegal Teguh Dwijanto Raharjo melalui Kabid Jembatan dan Jalan Sudarso membenarkan jika pondasi Jembatan Kali Erang longsor beberapa hari yang lalu. Selain karena usia jembatan yang sudah tua, penyebab longsor itu karena diterjang aliran Kali Erang yang sangat deras.
“Jembatan itu memang sudah tua. Sepertinya dibangun saat zaman Belanda,” kata Darso.
Dia menjelaskan, panjang atau bentangan jembatan sekitar 41,5 meter. Sedangkan lebarnya hanya 3,2 meter dan tinggi abutmen 13 meter.
Sementara tebing jembatan yang longsor panjangnya sekitar 25 meter, lebarnya 12 meter dan tingginya 11 meter.
Sejauh ini, lanjut Darso, Pemkab Tegal sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 2,8 miliar untuk memperbaiki jembatan tersebut.
Selain itu, DPUPR juga sudah menganggarkan untuk pemeliharaan rutin jembatan tersebut sebesar Rp 200 juta di 2024 ini.
Tapi walaupun sudah dianggarkan, Darso mengira tidak akan cukup.