BUMIAYU, smpantura– Potensi pergerakan tanah terus menghantui warga Dukuh Pawangunan di Desa Banjarsari, Kecamatan Bantarkawung, Brebes. Mereka meminta direlokasi ke tempat yang lebih aman.
“Kami sih inginnya relokasi supaya hidup aman dan nyaman,” kata salah seorang warga, Tomo (45), Senin (3/4).
Dia menceritakan, tanah bergerak menerjang perkampunganya sejak 2022. Akibatnya puluhan rumah serta fasilitas publik seperti tempat pendidikan dan peribadatan rusak, dalam hal ini dinding dan lantai retak retak serta pondasi bergeser. Sejumlah rumah bahkan telah dirobohkan paksa karena membahayakan.
Hingga sekarang, kata Tomo, pergerakan tanah masih kerap dirasakan. Terutama saat turun hujan lebat. Kondisi itulah yang membuat warga tidak lagi nyaman. “Belakangan ini juga tanahnya gerak akibat hujan. Hanya skalanya kecil,” kata Tomo.
Kepala Desa Banjarsari, Armas, mengatakan, ada 13 unit rumah di Dukuh Pawangunan yang rusak parah akibat tanah bergerak. Belasan rumah itu tidak lagi ditempati karena membahayakan.
Dukuh Pawangunan, lanjut kades, sudah tidak layak huni karena dikelilingi titik longsor.”Saat ini mereka selalu dilanda perasaan was was, terutama saat hujan deras dengan durasi yang lama. Mereka mendambakan relokasi,” kata kades.
Menurut kades, ada tiga calon lokasi yang bisa digunakan untuk merelokasi warga. Ketiga lokasi berada di lahan milik Perhutani. Pemilihan lokasi tersebut menuruti keinginan korban bencana yang tidak mau jauh dari tanah leluhur serta sawah dan kebun yang menjadi penghidupan mereka.
Tiga lokasi tersebut sudah disosialiasikan bersama muspika kepada warga. Nantinya, jika disetujui, lahan milik Perhutani tersebut ditukar guling dengan lahan milik warga.”Kami berharap Pemkab bisa memfasilitasi keinginan masyarakat untuk mendapatkan hunian yang aman dari potensi bencana,” ujarnya.(T06-red)