PEMALANG, smpantura – Pemerintah Kabupaten Pemalang terus bergerak, berupaya secara maksimal untuk menurunkan prevalensi balita stunting dari tahun ke tahun. Upaya dan kerja bersama tersebut dinilai oleh pemerintah pusat cukup berhasil dilihat dari penurunan pada tahun 2023 menjadi 14 persen dari tahun 2022 19,8 persen.
“Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi balita stunting
di Kabupaten Pemalang tahun 2022 sebesar 19,8 persen target tahun 2023 turun
menjadi 14 persen. Untuk target tahun 2024 sebesar 9,5 persen, dan kita optimis Pemalang bisa mencapai target tersebut,” ujar Bupati Pemalang, Mansur Hidayat, Selasa (10/10).
Ia mengatakan, Pemerintah Kabupaten Pemalang akan terus berupaya menurunkan stunting secara kolaboratif dengan melibatkan Forkopimda, semua OPD, PKK, dan unsur masyakarat lainnya. Upaya yang dilakukan dalam menurunkan prevalensi stunting, antara lain, penguatan di 1.000 hari Pertama Kehidupan (HPK).
Peningkatan kesehatan remaja putri dengan pemberian tablet tambah darah. Kelas ibu hamil dan kelas balita di setiap desa. Selain itu ada pendampingan ibu hamil oleh kader kesehatan, serta kemitraan dengan dukun bayi.
“Bahkan pra nikah kita juga ada bimbingan perkawinan bagi calon pengantin dan mahasiswa yang bekerja sama dengan Kemenag dan Dinsos KBPP. Kita juga sering menggelar rembug stunting, melakukan jejaring dengan melibatkan akademisi, bisnis, komunitas sosial, pemerintah dan media,” tandasnya.
Dia mengatakan, Pemalang dinilai oleh pemerintah pusat berhasil menurunkan
stunting sebesar 19 persen, selama kurun waktu sampai dengan tahun 2023. Atas
keberhasilan tersebut, Kabupaten Pemalang mendapatkan alokasi Insentif fiskal
tahun 2023 sebesar Rp 6,6 milyar. Hal ini menjadi motivasi bagi semua untuk
terus berupaya menurunkan dan mencegah stunting di Kabupaten Pemalang. (T08-Red)