TEGAL, smpantura – Program studi (Prodi) D3 Desain Komunikasi Visual (DKV) Politeknik Harapan Bersama (Poltek Harber) berhasil memperoleh pendanaan dalam program Competitive Fund Vokasi Tahun 2023 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
Sebelum dinyatakan lolos pendanaan Competitive Fund, Prodi D3 DKV Poltek Harber, telah melakukan pengusulan proposal melalui Tim Task Force yang beranggotakan pimpinan perguruan tinggi dan dosen prodi.
Beberapa tahapan seleksi hingga tahapan evaluasi kelayakan proposal usulan program Competitive Fund Vokasi Tahun 2023 diselenggarakan di Jakarta, Sabtu (6/5).
Wakil Direktur Bidang Akademik Poltek Harber, Heru Nurcahyo menyebut bahwa Competitive Fund mendorong program studi untuk mewujudkan keunggulan yang spesifik. Seperti diketahui, program unggulan yang menjadi spesifikasi di program studi D3 DKV adalah animasi.
“Belum ada Perguruan Tinggi Vokasi di Eks-Karesidenan Pekalongan, yang menekankan pengembangan animasi. Harapannya dengan pendanaan ini keunggulan tersebut dapat diwujudkan. Tentunya dengan penguatan SDM yang kompeten dan tersertifikasi serta ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai,” ungkap Heru.
Dari total pendanaan yang diperoleh sebesar Rp 907.964.700, akan dialokasikan untuk beberapa program, seperti penguatan tata kelola dan kemitraan, peningkatan kualitas dan inovasi pembelajaran (project based learning) yang menghasilkan produk unggulan.
Termasuk juga pengembangan sistem Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) mandiri yang terintegrasi dengan sistem informasi akademik (SIAKAD) di Poltek Harber.
Sementara itu, Ketua Prodi D3 DKV Poltek Harber, Ahmad Ramdhani menambahkan, Poltek Harber telah bersaing dengan 110 perguruan tinggi vokasi baik negeri maupun swasta. Hingga akhirnya hanya 35 perguruan tinggi vokasi yang berhak memperoleh pendanaan Competitive Fund dengan besaran nominal pendanaan yang berbeda-beda.
Menurut Ahmad, program Competitive Fund mendukung Poltek Harber untuk meningkatkan pembelajaran dalam menciptakan produk unggulan pada penguatan entrepreneur skill dan kekayaan intelektual (intellectual property) dengan mengangkat nilai-nilai lokal.
Tidak lepas, program itu juga menjadi penguatan technical skill (services) yaitu hybrid animation yang berdampak luas dalam bidang animasi.
“Kami akan membekali mahasiswa untuk memiliki kemampuan membuka lapangan kerja maupun bekerja di industri animasi,” tandasnya. (T03-Red)