Brebes  

Proyek RTH Bumiayu Rp 1,9 Miliar Dibatalkan, Ini Kata Para Seniman yang Kecewa Berat

BREBES, smpantura – Pembatalan proyek pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Bumiayu Asri senilai Rp1,9 miliar oleh Pemerintah Kabupaten Brebes memantik kekecewaan mendalam dari kalangan seniman lokal.

Para seniman menilai keputusan tersebut tak sekadar mencoret anggaran, tapi juga merampas ruang ekspresi dan kreativitas generasi muda di wilayah selatan Brebes.

Salah satu seniman asal Bumiayu, Hendri Yetus, menyesalkan pencoretan proyek yang dinilainya sebagai bentuk pengabaian terhadap kebutuhan sosial dan kultural masyarakat.

“Tanpa RTH yang memadai, kota kehilangan jiwa. Anak muda butuh tempat untuk tumbuh, bukan cuma di dunia maya, tapi juga di ruang nyata,” tegas Hendri, Sabtu (1/6/2025).

Dikenal sebagai penyair dan budayawan, Hendri menilai taman kota bukan sekadar ruang hijau, melainkan panggung bebas berekspresi bagi anak-anak dan remaja. Ia menyebut, pembangunan RTH adalah investasi sosial jangka panjang yang sangat dibutuhkan.

Kekecewaan serupa diungkapkan Rohman Khan, seniman seruling tradisional asal Desa Talok, Kecamatan Bumiayu. Ia mengaku sudah lama menanti ruang publik yang layak untuk aktivitas seni.

BACA JUGA :  Balita Pemudik Ditemukan Polisi di Rest Area 260 B Banjaratma

“Sudah lama kami menunggu. RTH bisa jadi tempat tampil, latihan, atau sekadar berbagi ilmu seni. Tapi ternyata harapan itu pupus,” ungkap Rohman.

Proyek RTH Bumiayu sendiri awalnya direncanakan dibangun di bekas lahan Pasar Kalierang. Rencana ini mulai digagas pada era Bupati Idza Priyanti, dan sempat masuk dalam prioritas anggaran saat kepemimpinan Pj Bupati Ir. Djoko Gunawan.

Namun, saat ini di bawah kepemimpinan Bupati Paramitha Widya Kusuma, proyek tersebut resmi dibatalkan.

Sebelumnya, tokoh masyarakat Bumiayu, Imam Santoso, mengungkapkan pembatalan proyek tersebut. Ia menyebut keputusan diambil atas nama efisiensi anggaran, sebagaimana diinformasikan langsung oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Sampah Kabupaten Brebes.

“Banyak warga kirim pesan ke saya, mereka kecewa. RTH itu penting, bukan hanya taman, tapi ruang interaksi sosial,” ujar Imam.

Para seniman berharap pemerintah daerah bisa kembali meninjau keputusan tersebut dan tidak mengesampingkan pentingnya ruang publik yang humanis dan mendukung perkembangan potensi lokal. **

error: