Dikatakan, donasi itu dilakukan karena pekerjaan itu akan menjalani operasi di RSUP Kariadi Semarang pada Kamis sore (7/8/2025). Saat ini, Islahul sudah berada di RSUP Kariadi Semarang dan membutuhkan anggaran operasi antara Rp 60 juta dan Rp 80 juta.
“Kami sudah audiensi dengan pihak PT Adonia. Ada empat tuntutan yang kami sampaikan, dan yang baru berhasil soal gaji yang dikembalikan 100 persen,” katanya.
Tiga tuntutan lainnya, lanjut dia, soal bantuan PT Adonia untuk bantuan pengobatan Islahul, pencairan BPJS Ketenagakerjaan, dan pergantian management PT Adonia dari warga lokal, belum terealisasi. Pasalnya, jika management dari orang asing, maka kesulitan untuk koordinasi.
“Di PT Adonia juga tidak ada ambulance, dan KSPN Adonia juga tidak ada kepedulian untuk anggotanya. Padahal, tiap bulan potong gaji karyawan,” tegas Yusron.
Ditambahkan, kasus tersebut telah dilaporkan Bupati Tegal, dan rencana akan dilakukan pertemuan. Pihaknya berharap agar Pemkab Tegal ikut membantu karyawan yang mengalami kecelakaan kerja untuk mendapatkan haknya.
“Jika sampai Senin depan (11/8/2025) tuntutan tidak dilakukan, maka kami akan beritahukan kepada brand suplaiyer dari PT Adonia,” tegasnya.
Sementara itu, saat meminta konfirmasi dari management PT Adonia, Satpam PT tersebut tidak bisa menyambungkan karena masih jam kerja. Mereka menyarankan untuk datang kembali saat tidak jam kerja. (**)