Slawi  

Pulang Mudik, Warga Karangjongkeng Tewas Dibunuh Keponakan

Kasat Reskrim Polres Tegal AKP Vonny Farizky

SLAWI, smpantura – Nasib naas dialami oleh Wahyono (32) warga Dukuh Karangjongkeng RT 03 RW 09 Kelurahan Pakembaran, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal. Alih-alih merayakan lebaran bersama istri dan keluarga di kampung halaman, Wahyono justru tewas di tangan keponakannya Aprilian Rosi Putro/ARP (23) pada Senin (17/4) pagi.

Pria yang baru pulang dari Jakarta dan baru satu jam berada di rumahnya di Dukuh Karangjongkeng menjadi sasaran amuk, ARP yang kesal karena tidak dibelikan sepeda motor oleh ayahnya, Rosichi (48). Korban ditusuk beberapa kali di bagian dada menggunakan senjata tajam oleh ARP, hingga akhirnya meninggal dunia.

Ayah korban, Rosichi saat ditemui di kediamannya menceritakan, kejadian bermula saat anaknya meminta dibelikan sepeda motor. Menurut Rosichi, belum lama ini anaknya menjual tanah warisan di daerah Kalibakung, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal. Hasil penjualan tanah sebagian sudah dipakai untuk membeli material bangunan untuk membangun rumah ARP di desa.

“Dia minta uang hasil penjualan tanah sebesar Rp 40 juta untuk beli motor. Mana ada uang sebesar itu, kan sebagian sudah dipakai membeli material, batu bata, besi dan lain-lain juga kontrol kesehatannya. Uang sisa Rp 3 juta dan saya sarankan dia membeli motor seadanya,” jelas Rosichi, Selasa (18/4) siang.

Namun, kata Rosichi, anaknya yang sebulan ini pulang dari Ponpes di Nganjuk, Jawa Timur tidak terima dan malah mengancamnya. Takut dengan ancaman anaknya, Rosichi mencoba menghindari anaknya sejak Subuh sampai 07.30. Hingga insiden terjadi barulah dia pulang ke rumah.

BACA JUGA :  Peserta Percasi Open Turnamen Kabupaten Tegal Membludak

Rosichi mengatakan, kalau adiknya, Wahyono menjadi korban salah sasaran anaknya.

“Saat itu anak saya marah dan menendang-nendang motor. Pamannya menegur dan menanyakan ada masalah apa. Tahu-tahu anak saya menghampirinya dan langsung menganiaya pamannya,”jelasnya.

Rosikhi mengatakan, anaknya sejak kecil mengalami gangguan saraf akibat kecelakaan di waktu kecil. Saat masih usia enam bulan, ARP pernah kecelakaan hingga tempurung kepalanya cedera. Saat usianya menginjak usia tiga tahun, anak semata wayangnya kembali mengalami kecelakaan bersama kakeknya, dan terakhir kecelakaan bersama dirinya pada tahun 2007 silam.

“Kata dokter akibat benturan di kepala, ke depan ada masalah pada anak saya, sehingga diminta menjaga dan rutin berobat. Obat-obatan sarafnya juga masih ada,”sebutnya.

Setelah kejadian, korban Wahyono dibawa ke RSUD dr Soeselo untuk diautopsi. Kejadian tersebut membuat shock keluarga besar Rosichi dan Wahyono. Momen berkumpul bersama keluarga justru berujung maut. Jenazah Wahyono dimakamkan pada hari itu juga di TPU Kendalserut, Pangkah.

Terkait kasus tersebut, Kapolres Tegal AKBP, Mochammad Sajarod Zakun melalui Kasat Reskrim Polres Tegal AKP Vonny Farizky membenarkan kejadian tersebut. Pelaku langsung diamankan Satreskrim Polres Tegal.

“Kebetulan ada anggota Polres yang sedang berada disana hingga dilakukan penahanan pada pelaku,”ujarnya.

Vonny menyebutkan, pihaknya masih melakukan penyelidikan dan mendalami motif pelaku.

“Autopsi sudah dilakukan dengan hasil korban meninggal dunia dengan cara ditusul menggunakan senjata tajam sebanyak tiga kali di bagian dada,” terangnya. (T04-Red)

error: