Slawi  

Pulihkan 13,3 Hektar Lahan Kritis di Waduk Cacaban, Pemkab Tegal Luncurkan Taman Kehati

Joko mencontohkan, buah mangga varietas lokal Wirasangka (Mangifera indica kul Wirasangka) sebagai flora identitas Kabupaten Tegal dan telah terdaftar pada Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVTPP) Kementerian Pertanian sudah jarang ditemui keberadaannya. Termasuk pula burung jalak suren (Sturnus contra) yang kicauannya semakin sunyi terdengar di alam terbuka.

Sehingga melalui program pemulihan lahan kritis ini bisa membuka habitat baru bagi tumbuh kembang flora dan fauna endemik Kabupaten Tegal.

“Tempat ini tidak hanya menjadi perlindungan bagi flora dan fauna, tapi juga investasi kehidupan kita di masa depan . Dan ini bukan soal menghijaukan lingkungan, tapi juga tentang bagaimana kita turut serta mengatasi perubahan iklim yang sedang menjadi tantangan global,” ujarnya.

Untuk itu, Pemkab Tegal menjalin kerja sama dengan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Pemali Jratun lewat program rehabilitasi lahan kritis menggunakan pendekatan agroforestri atau menghijaukan lahan kritis, sekaligus mendapatkan manfaat ekonomi dari lahan tersebut.

BACA JUGA :  Menjelang Akhir RPJMD, Perda RTRW Terlunta-lunta

Senada dengan itu, Kepala BPDASHL Pemali Jratun Arief Utomo berharap penanaman pohon buah di sekitar Waduk Cacaban dapat mengurangi sedimentasi, meningkatkan volume air, mengoptimalkan resapan air dan memberikan dampak positif lainnya.

“Kami mendukung penuh program ini dan salah satu agenda kami adalah menyediakan bibit tanaman gratis yang bisa diambil warga, kelompok masyarakat, organisasi ataupun perangkat daerah untuk ditanam di lahan kritis sekitar Waduk Cacaban untuk mengoptimalkan fungsinya,”tuturnya. **

error: