Puncak Perayaan HUT ke-75 SMN

Pagelaran Wayang Bocah ‘Bima Suci’ Memukau Penonton

TEGAL, smpantura – Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 Suara Merdeka Network (SMN) berlangsung meriah dengan suguhan budaya yang memikat hati, Sabtu malam (15/2/2025).

Puncak acara HUT ke-75 SMN yang digelar di Kantor SMN Perwakilan Tegal, Jalan Ayam, Kelurahan Randugunting, Kecamatan Tegal Selatan, pagelaran wayang bocah dengan lakon Bima Suci menjadi daya tarik utama.

Pertunjukan ini dibawakan Dalang Bocah, Ki Narendra Hang Eshan, anggota Sanggar Roda Kendali Mengori Pemalang dengan penuh semangat dan memberikan pesan yang mendalam untuk keluarga besar Suara Merdeka Network.

Meski masih belia, Ki Naren didampingi wiyaga dan sinden ternama di wilayah Pantura Barat Jawa Tengah memperlihatkan kemampuan luar biasa yang memukau para penonton, yakni seluruh anggota keluarga karyawan SMN Pantura Tegal maupun masyarakat setempat.

Kepala Perwakilan SMN Tegal, Wawan Hudiyanto mengatakan, angka 75 memiliki makna mendalam di hari lahir Suara Merdeka sebagai media tertua, selain Pikiran Rakyat dan Kedaulatan Rakyat.

“Alhamdulillah sampai saat ini Suara Merdeka tetap eksis. Tidak lagi berbicara cetak, tetapi Suara Merdeka juga sudah menjadi media multi platform. Suara Merdeka terus berubah mengikuti perkembangan zaman, dengan harapan dapat terus memberikan manfaat, baik terhadap pemilik, seluruh karyawan beserta keluarga, masyarakat, nusa dan bangsa,” katanya.

BACA JUGA :  Dialog dengan Bakal Calon Wali Kota Tegal, Komunitas Ojol Keluhkan Ini

Acara puncak peringatan HUT itu, lanjut Wawan, merupakan titik balik bagaimana Suara Merdeka Network akan menghadapi tantangan baru di tahun 2025. Tantangan itu disebut tidak mudah dan juga tidak sulit selama masih ada guyub rukun, kekompakan dan semangat.

Sesuai pitutur Jawa, ‘Rame Ing Gawe Sepi Ing Pamrih’, Wawan berharap bisa dijadikan dasar utama yang terus dijaga oleh seluruh karyawan Suara Merdeka.

Sementara itu, rangkaian HUT ke-75 SMN di Kantor Perwakilan Tegal, dimulai dengan turnamen badminton antar karyawan, santunan kepada siswa SLB, bakti sosial pembagian nasi bungkus di Tegal, Brebes, Slawi dan Pemalang, ziarah ke makam pendiri Suara Merdeka, (Alm) H. Hetami dan puncaknya tasyakuran dengan pementasan wayang.

Menurut Wawan, pagelaran wayang bocah dipilih sebagai bentuk kepedulian Suara Merdeka terhadap pelestarian budaya. Melalui lakon ‘Bima Suci’, seluruh karyawan dan keluarga diajak belajar tentang makna ketulusan, pengabdian dan perjuangan mencari kebenaran.

Lakon Bima Suci sendiri mengisahkan perjalanan Bima dalam mencari air suci sebagai simbol ilmu sejati. Dalam perjalanan tersebut, Bima menghadapi berbagai rintangan yang menguji keberanian dan ketulusannya. Pesan moral yang kuat ini terasa semakin hidup lewat aksi Ki Naren yang tampil penuh ekspresi. **

error: