Rakornas Pelita Indonesia Bahas Isu Strategis Pendidikan Vokasi

TEGAL, smpanturaPoliteknik Harapan Bersama (Poltek Harber) didapuk menjadi tuan rumah Rapat Kordinasi Nasional (Rakornas) dan Perayaan Hari Jadi ke-2 Perkumpulan Politeknik Swasta (Pelita) Indonesia, pada Jumat (31/5) hingga Sabtu (1/6).

Rakornas yang diikuti 40 pimpinan politeknik swasta se-Indonesia dihadiri Dirjen Vokasi Kemendikbudristek tahun 2020-2022, Wikan Sakarinto, Menteri ESDM 2014-2016, Sudirman Said dan Tenaga Ahli Internasional Dirjen Vokasi Kemendikbudristek, Philippe Grangé.

Ketua Umum Pelita Indonesia, Akhwanul Akmal menuturkan, selain merayakan Hari Jadi ke-2 Pelita Indonesia yang awal pembentukannya dilakukan di Poltek Harber pada 20 Mei 2022, kegiatan tersebut juga menjadi wujud syukur atas beberapa capaian Pelita Indonesia bagi perkembangan pendidikan vokasi di Indonesia, khususnya politeknik swasta.

“Rakornas membahas berbagai agenda penting dalam rangka memperkuat kerja sama antar anggota perkumpulan serta merencanakan langkah-langkah strategis ke depan,” jelasnya.

Pertemuan itu juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan politeknik swasta di Indonesia, sekaligus menjadi momen untuk mempersiapkan agenda Rakernas yang akan diselenggarakan di Politeknik Caltex Riau pada bulan Oktober 2024 mendatang.

Direktur Poltek Harber, Agung Hendarto mengucapkan terima kasih kepada Pelita Indonesia yang telah kembali memilih Poltek Harber, sebagai tempat penyelenggaraan Rakornas dan Perayaan Hari Jadi ke-2 Pelita Indonesia.

“Dua tahun lalu, di tempat yang sama atas dasar nasib yang sama pula kami politeknik swasta berkumpul dan bersama-sama mendeklarasikan Perkumpulan Politeknik Swasta (Pelita) Indonesia dengan tujuan sebagai wadah memperjuangkan politeknik swasta agar mendapat perhatian lebih dari pemerintah,” tuturnya.

BACA JUGA :  Mahasiswa Baru Universitas Bhamada Dikenalkan Kehidupan Kampus 

Senada disampaikan Direktur Eksekutif Pelita Indonesia, Ginanjar Wiro Sasmito, yang mengucapkan terima kasih kepada Poltek Harber, karena telah mempersiapkan kegiatan tersebut dengan baik dan sangat berkesan.

“Semoga hasil diskusi pada rapat koordinasi ini bisa segera ditindaklanjuti dengan baik, sehingga membawa manfaat yang optimal bagi pendidikan vokasi yang ada di Indonesia, khususnya politeknik swasta,” pungkasnya.

Wikan Sakarinto dalam materi ‘Inovasi & Blueprint Pendidikan Vokasi’ menuturkan, lulusan vokasi yang kompeten harus memiliki empat kompetensi.

Di antaranya kompeten pada hard skills dengan menguasai bidangnya, kompeten soft skills dengan keterampilan komunikasi, kerja sama, leadership, problem solving dan kreatif yang dimiliki oleh lulusan serta memiliki attitude dan juga berkarakter yang baik.

Sudirman Said dengan pembahasan ‘Menakar Keseriusan Negara terhadap Pendidikan Vokasi’ berharap, pemerintah akan memperhatikan pendidikan sebagai sesuatu yang diprioritaskan, termasuk pendidikan vokasi.

“Saat ini kampus negeri dan swasta sudah tidak begitu banyak perbedaan, karena para dosen kampus negeri dan swasta juga belajar di tempat yang sama,” pungkasnya.

Sementara itu, Philippe Grangé yang membahas potret pendidikan vokasi di negara maju mencontohkan Perancis yang pemerintahannya mendukung pendidikan vokasi dengan mengintegrasikan pendidikan vokasi di berbagai tingkatan seperti perguruan tinggi, lembaga kursus dan pelatihan, sekolah kejuruan, kamar dagang serta laboratorium riset. (T03-Red)

error: