Slawi  

Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten Tegal 7,36 Tahun, Bupati Ischak Launching Beasiswa Satu Desa Satu Sarjana

SLAWI, smpantura – Bupati Tegal Ischak Maulana Rohman melaunching program unggulan pemberian beasiswa Satu Desa Satu Sarjana ( SADESA) di Ruang Dadali, Kamis (14/8/2025).

Launching dihadiri Wakil Bupati Tegal, Kepala Perangkat Daerah, Camat, Rektor Universitas Bhamada Slawi, Rektor Tegal Muhammadiyah University (TMU), Ketua STKIP NU Tegal dan Rektor Institut Agama Islam Bakti Negara.

Program SADESA ini bukan sekadar pemberian beasiswa, melainkan wujud nyata transformasi paradigma pembangunan SDM berbasis pemerataan akses pendidikan tinggi hingga ke pelosok desa.

Program SADESA lanjut Ischak, hadir sebagai respon strategis tantangan pembangunan manusia.

Berdasarkan publikasi Badan Pusat Statistik Kabupaten Tegal, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2024 mencapai 71,70 atau kategori tinggi, naik 0,58 poin dari 2023. Pertumbuhan 0,86 persen per tahun melampaui rata-rata Jawa Tengah (0,69%) dan nasional (0,75%).

Meski menggembirakan, pencapaian ini menuntut strategi percepatan yang lebih sistematis.

Analisis dimensi IPM menunjukkan peluang akselerasi signifikan. Harapan Lama Sekolah (HLS) 12,96 tahun dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) 7,36 tahun masih menunjukkan gap 5,6 tahun, mengindikasikan perlunya intervensi strategis peningkatan partisipasi pendidikan tinggi. Inilah rasional utama Program SADESA sebagai instrumen percepatan kualitas SDM berbasis pendidikan tinggi.

Program SADESA merupakan manifestasi konkret visi “Tegal Maju dan Tangguh”, khususnya dimensi maju melalui peningkatan kesejahteraan dan daya saing masyarakat lewat pendidikan tinggi berkualitas. Program ini sejalan dengan misi mengembangkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas, produktif, dan berbudaya, sebagai fondasi kemajuan daerah berkelanjutan.

Dalam konteks ekonomi daerah, investasi pendidikan tinggi melalui SADESA merupakan strategi transformasi Kabupaten Tegal menjadi daerah berdaya saing tinggi.

Data 2024 menunjukkan sektor industri pengolahan berkontribusi 36,45 persen dengan pertumbuhan 3,87 persen, sementara pertumbuhan ekonomi keseluruhan 5,07 persen. Momentum ini memerlukan dukungan SDM berkualitas tinggi.

BACA JUGA :  Protes, Pemenang Lomba Muharram Festival Terima Amplop Kosong

Melalui pendekatan “Satu Desa Satu Sarjana”, setiap desa akan memiliki minimal satu sarjana sebagai motor penggerak pembangunan lokal.
Alumni SADESA akan berfungsi sebagai agen perubahan yang mentransfer ilmu pengetahuan, mengembangkan inovasi ekonomi kreatif, memperkuat kapasitas kelembagaan desa, dan memfasilitasi transformasi sosial budaya progresif.

Keberhasilan SADESA diproyeksikan menghasilkan multiplier effect signifikan diantaranya peningkatan kapasitas SDM desa untuk mempercepat implementasi program pembangunan, pengembangan ekonomi lokal melalui inovasi usaha dan diversifikasi pendapatan, serta peningkatan daya adaptasi masyarakat terhadap perubahan teknologi dan dinamika global.

Program ini diharapkan berkontribusi meningkatkan RLS menuju angka optimal dan memperkuat posisi Kabupaten Tegal yang saat ini peringkat ke-24 dari 35 kabupaten/kota se-Jawa Tengah dengan status IPM tinggi.

Bupati Ischak menuturkan, program SADESA diperuntukkan bagi 287 penerima di semua desa dan kelurahan di Kabupaten Tegal.

Pemkab Tegal tm bekerjasama dengan empat perguruan tinggi di Kabupaten Tegal untuk melaksnakan program SADESA.

“Pemkab Tegal telah memberi hibah pada Perguruan Tinggi, nilainya per tahun Rp 7 juta untuk satu penerima beasiswa,” terang Ischak.

Pemkab Tegal juga telah menandatangani kesepakatan kerjasama dengan empat Perguruan Tinggi, STIKEP NU , Tegal Muhammadiyah University, Institut Agama Islam Bakti Negara dan Universitas Bhamada Kabupaten Tegal. Adapun pembiayaan perkuliahan akan diberikan sampai penerima beasiswa lulus.

Rektor Universitas Bhamada Kabupaten Tegal Dr Maufur menyampaikan terima kasih pada Bupati dan Wakil Bupati Tegal yang telah berupaya mewujudkan membangun bangsa dari pendidikan tingkat tinggi.

” Dengan program ini mengawali cinta daerah dari berbagai aspeknya. Cinta bahasa, cinta budaya dan cinta pendidkan tinggi di Tegal,” terang Maufur. (**)

error: