Berkait dengan jumlah pelanggara terbanyak, menurut dia, masih didominasi pengendara sepeda motor yang tidak mengenakan helm Standar SNI. Kemudian kendaraannya tidak sesuai dengan ketentuan teknis. Mulai dari kaca spion dan bukan knalpot pabrikan, bahkan knalpot bronk.
Jenis pelanggaran yang beragam itu, dinilainya sangat membahayakan dan rawan menyebabkan kecelakaan. Di sisi lain, pihaknya mengimbau masyarakat agar tidak perlu takut atau khawatir dengan adanya operasi semacam itu. Sebab tujuan utama Operasi Patuh Candi 2025, antara lain, untuk meningkatkan kesadaran dan kedisiplinan berlalu lintas.
”Operasi ini bukan untuk menakut-nakuti, melainkan mengajak masyarakat agar lebih tertib. Kedisiplinan berlalu lintas harus jadi budaya, bukan hanya karena ada razia. Apalagi kami juga menggelar sejumlah sosialisasi untuk memperkuat pemahaman dan kepatuhan tertib berlalu lintas,” ucap dia.(**)