Slawi  

Ratusan Warga Ikut Larung Kepala Kerbau ke Tengah Waduk Cacaban

SLAWI, smpantura – Acara Sedekah Waduk Cacaban berlangsung dengan suasana ceria dan meriah di Daerah Tujuan Wisata (DTW) Waduk Cacaban, Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, pada Kamis (24/7/2025).

Ratusan warga, dari anak-anak hingga orang tua, dengan antusias mengikuti tradisi tahunan yang dilaksanakan setiap bulan Muharram atau Syura ini.

Berbeda dengan tahun sebelmunya dimana kegiatan dilaksanakan pagi hari, sedekah Waduk Cacaban kali ini dilaksanakan mulai siang hari pukul 13.00 . Acara diawali dengan karnaval warga dan kirab gunungan menuju panggung kehormatan. Tiga buah gunungan terdiri atas dua gunungan teh dan satu gunungan sayuran serta satu kepala kerbau diarak pada siang itu.

Desa Penujah mempersembahkan Tari Pitik Walik dan Desa Karanganyar menampilkan Tari Bajidor untuk memeriahkan ritual Sedekah Waduk Cacaban. Selain itu, Yayasan Rumah Seni Kabupaten Tegal juga menghibur warga dengan pertunjukan campursari dan wayang golek.

Tokoh agama setempat memimpin doa untuk mengawali upacara larung kepala kerbau. Saat doa berlangsung, warga mulai memperebutkan gunungan teh dan sayur yang telah disiapkan. Wakil Bupati Tegal Ahmad Kholid, Asisten Sekda Kabupaten Tegal, kepala OPD, tamu undangan, serta ratusan warga turut mengikuti prosesi larung kepala kerbau. Mereka menaiki 25 perahu yang membawa ke tengah waduk untuk melarung kepala kerbau.

Wakil Bupati Ahmad Kholid menuturkan, Sedekah Waduk Cacaban bukanlah sekadar seremoni atau ritual belaka. Lebih dari itu, tradisi ini merupakan pengejawantahan rasa syukur yang mendalam dari masyarakat kita kepada Allah SWT atas segala limpahan rezeki, keselamatan, dan kelestarian alam Waduk Cacaban yang telah menjadi sumber kehidupan dan berkah bagi masyarakat.

“Ritual larung sesaji kepala kerbau yang kita saksikan hari ini mencerminkan keharmonisan yang indah antara manusia dan alam, sekaligus menjadi simbol nyata dari semangat gotong royong dan kearifan lokal yang mengakar kuat dalam jiwa masyarakat Tegal,”tuturnya.

BACA JUGA :  Museum Semedo Menyimpan Keanekaragaman Fauna Purba

Menurut Kholid, tradisi seperti ini sangat penting untuk terus dilestarikan karena merupakan bagian dari identitas dan jati diri sebagai bangsa yang berbudaya.

Dalam konteks pengembangan pariwisata, pelestarian nilai-nilai budaya dan tradisi masyarakat sekitar destinasi wisata sejalan dengan upaya menjaga Sapta Pesona wisata, yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan berkesan.

Menurut Kholid, sedekah waduk juga menjadi media promosi wisata berbasis budaya yang sangat efektif untuk memperkuat daya tarik Waduk Cacaban sebagai salah satu destinasi unggulan Kabupaten Tegal.

Ketua Panitia Sedekah Waduk Cacaban 2025, Akhmad Akhsinudin dari Pokdarwis Tirta Wijayakusuma, menyampaikan bahwa masyarakat sekitar Waduk Cacaban, di antaranya dari Desa Penujah, Karanganyar, Padasari, Wotgalih, dan Capar menyelenggarakan kegiatan tersebut dengan dukungan dari Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Porapar) Kabupaten Tegal.

Sementara itu, Kepala Dinas Porapar Akhmad Uwes Qoroni menuturkan, Sedekah Waduk Cacaban mengusung tema Gemah Ripah Loh Jinawi, Tata Titi Tentrem Kerta Rahrja yang berarti suatu daerah yang subur, makmur, aman,tertib,tentram dan sejahtera sesuai harapan masyarakat yaitu tumbuhnya semangat gotong rotong, kebersamaan, dan harapan mencapai kehidupan yang lebih baik,sesuai harapan Tegal Luwih Apik.

Uwes menuturkan bahwa rangkaian Sedekah Waduk Cacaban berlangsung selama dua hari. Kegiatan dimulai pada Rabu (23/7/2025) dengan istighosah. Pada Kamis (24/7/2025), rangkaian dilanjutkan dengan upacara adat larung sesaji di Dermaga Waduk Cacaban yang kemudian diteruskan dengan prosesi larung kepala kerbau. (**)

error: