Relawan Prabu Belajar Karst Bersama Pecinta Alam Giri Bahama UMS

JAWA TENGAH – Keluarga Mahasiswa Pecinta Alam Giri (KMPA) Bahama Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta memberikan materi tentang kawasan karst atau kapur pada relawan Pracimantoro Bersatu (Prabu). Hal tersebut sejalan dengan program kerja KMPA Giri Bahama dalam hal pengabdian masyarakat yang sudah sering dilakukan oleh pecinta alam itu.

“Kedatangan tim dari KMPA Giri Bahama merupakan jawaban atas komunikasi yang telah dilakukan sebelumnya antara relawan Prabu dengan pihak kampus atas kebutuhan relawan untuk mendapatkan pelatihan. Hal ini juga sejalan dengan program yang telah lama dijalankan oleh KMPA Giri Bahama dalam hal pengabdian masyarakat,” ujar Ketua KMPA Giri Bahma, Fakultas Geografi, UMS, Sutan Kurnia Akbar, baru baru ini.

Dia mengatakan, Kegiatan tersebut berjudul “Sinau Bareng Relawan Prabu” acara itu modifikasi dari Focus Group Discussion (FGD) tentang apa itu karst sebenarnya. Selain itu mereka juga mempelajari bagaimana keadaan lingkungan di kawasan karst Gunungsewu, apa saja resiko bencana yang mungkin terjadi. Bahkan mereka mencoba mencari solusi bagaimana cara mengantisipasinya. Diskusi yang dipantik oleh anggota KMPA Giri Bahama sekaligus alumni dari program studi magister manajemen kebencanaan UPN Yogyakarta, Arif Jauhari, menyodorkan sebuah pertanyaan yang cukup menarik “Karst, rumah kita bencana atau berkah?. Mengingat potensi yang terdapat di bentang alam yang cukup spesial sampai diakui oleh UNESCO sebagai geopark sejak tahun 2017. Sisi lain terdapat problematika yang kerap terjadi antara lain bencana kekeringan maupun banjir. Hal itu disebabkan sebagian besar air hujan diatuskan dengan cepat melalui celah-celah batuan. Air tersebut mengalir dalam suatu sistem aliran sungai bawah tanah dengan keterjangkauan yang relatif sulit, sehingga kesan gersang sering digunakan untuk menggambarkan kawasan karst. Sedang di beberapa kasus terjadi banjir yang cukup merugikan masyarakat karena menggenangi permukiman maupun lahan pertanian mereka, hal ini disinyalir akibat dari tersumbatnya ponor atau luweng yang berfungsi sebagai pengatus raksasa pada suatu area tangkapan air hujan.

error: