TEGAL, smpantura – Anggota Fraksi Golkar DPRD Kota Tegal, Bagas Satya Indrana menyerap aspirasi masyarakat dalam kegiatan reses yang digelar di Pendopo Kelurahan Debong Tengah, Kecamatan Tegal Selatan, Kota Tegal, Sabtu sore (15/3/2025).
Kegiatan yang dihadiri Anggota Komisi X DPR RI, Agung Widyantoro, menjadi wadah diskusi terkait program pendidikan, khususnya Program Indonesia Pintar (PIP) serta rencana program Sekolah Rakyat (SR) yang masih dalam pembahasan.
Dalam paparannya, Bagas menyebut bahwa Fraksi Golkar akan serius dalam mengawal program PIP dan beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah bagi masyarakat Kota Bahari.
Dia berharap, masyarakat dapat memanfaatkan program tersebut, mengingat Fraksi Golkar memiliki perwakilan di Komisi X yang membidangi pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi serta lainnya.
“Kita akan kawal program ini agar dapat berjalan lebih optimal di Kota Tegal. Karena kita juga memahami ada kendala dalam penyaluran bantuan PIP, terutama validasi data penerima,” jelasnya.
Bagas menegaskan, pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memastikan kebijakan pendidikan yang berpihak kepada masyarakat.
Hal yang sama disampaikan Anggota Komisi X DPR RI, Agung Widyantoro yang menyebut bahwa PIP dapat diberikan melalui dua jalur yakni reguler dan aspirasi. Program ini bertujuan untuk membantu siswa dari keluarga kurang mampu menyelesaikan pendidikan.
Adapun besaran dana PIP, Agung merinci untuk jenjang SD mencapai Rp 450.000 per tahun, jenjang SMP sebesar Rp 750.000 per tahun dan jenjang SMA sebesar Rp 1.800.000 per tahun.
Sedangkan untuk KIP kuliah diberikan sekitar Rp 2,4 juta sampai Rp 12 juta per semester dengan menyesuaikan program studi dan akreditasi kampus.
“Khusus untuk KIP kuliah, mahasiswa tidak hanya menerima beasiswa per semester saja, melainkan juga diberikan bantuan untuk biaya hidup atau living cost sebesar Rp 800.000,” katanya.
Selain itu, pembahasan mengenai Sekolah Rakyat (SR) juga menjadi perhatian dalam reses tersebut. Program yang bertujuan untuk memberikan akses pendidikan bagi anak-anak putus sekolah dan masyarakat marginal yang masih dalam tahap kajian.
“Bangunan SR bisa menggunakan bangunan yang sudah ada hingga memanfaatkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang ada. Program SR akan melengkapi program-program pendidikan yang sudah ada, sehingga dapat meningkatkan akses pendidikan, mengurangi angka putus sekolah hingga prestasi siswa,” pungkasnya. **