Slawi  

Ribuan Ayam Mati Misterius di Jembayat Tegal, Warga Datangi Gedung DPRD

SLAWI, smpantura – Sejumlah warga Desa Jembayat, Kecamatan Margasari, Kabupaten Tegal yang tergabung dalam Forum Masyarakat Jembayat mendatangi gedung DPRD Kabupaten Tegal, Rabu (5/3/2025). Mereka mengeluhkan bau tak sedap yang diduga akibat ribuan ayam mati secara misterius dari perusahaan peternakan di Desa Jembayat.

Kedatangan Forum Masyarakat Jembayat ditemui Komisi III DPRD Kabupaten Tegal, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tegal dan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (TanKP) Kabupaten Tegal. Usai audiensi dibuka Ketua Komisi III Umi Azkiyani, Ketua Forum Masyarakat Jembayat Zamzami SH mengatakan, warga Jembayat dan sekitarnya mengeluhkan bau tak sedap sejak 15 hari lalu. Awalnya, warga menduga bau dari tikus mati, namun bau itu tercium hampir seluruh warga Jembayat.

“Ternyata bau itu dari perusahaan peternakan PT Japfa Compeed Tbk. Informasi warga ribuan ayam mati mendadak,’ kata Zamzami.

Keresahan warga itu, lanjut dia, telah dijembatan pihak desa dan Kecamatan Margasari. Dikatakan, PT Japfa mengelola sekitar 30 kandang ayam, dan setiap kandang berisikan 15 ribu ekor. Pihak PT Japfa menyampaikan kematian ayam hanya 10 ribu ekor. Bahkan, pihak peternakan telah mendatangkan alat berat untuk mengubur ayam-ayam tersebut.

“Kami khawatir saat ayam-ayam itu dikubur di lokasi peternakan, karena jarak antara pemukiman warga hanya sekitar 200 meter. Barangkali penimbunan ayam mati ini bisa berimbas kepada kualitas air tanah,” katanya.

BACA JUGA :  HUT ke-44 , SMK 1 Adiwerna Gelar Pesta Panen Hasil Belajar

Lebih lanjut dikatakan, PT Japfa juga telah mengundang kali kedua warga Jembayat. Tapi, sejumlah warga yang sebelumnya melakukan protes, tidak diundang. Dalam pertemuan kedua itu, warga diberikan kompensasi berupa telur ayam.

“Ini malah tambah khawatir, karena kematian ribuan ayam ini misterius. Apakah telurnya tidak berbahaya saat dikonsumsi,” ujarnya.

Plt DLH Kabupaten Tegal, Edi Sucipto telah cek langsung ke lokasi PT Japfa. Dalam cek lokasi tersebut, dibenarkan adanya kematian ayam yang jumlahnya sekitar 10 ribu ekor dari 20 kandang akibat terkena banjir. Untuk perizinan, PT Japfa bisa menunjukan dokumen yang diminta.

“Limbah ayam mati harusnya dibakar,” ujarnya.

Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Tegal, Umi Azkiyani mengatakan, persoalan ini harus diselesaikan dengan cara turun ke lapangan langsung. Hal itu dikarenakan jumlah ayam yang mati mendadak perlu diperjelas dan termasuk kenapa bisa mati mendadak.

“Alasan kena banjir kurang masuk akal, karena kandang ayam biasanya tinggi. Ini harus segera cek lokasi bersama Satpol PP dan dinas terkait lainnya,” tegasnya. **

error: