Banteng Loreng Binoncengan
Menurut Uyip, jika ikhtiarnya menuju Pilkada mendapat rida dari Allah SWT, maka dia telah menyiapkan nama tim pemenangannya dengan ‘Tim Kampanye Banteng Loreng Binoncengan’.
Falsafah lokal Tegal ini digambarkan dengan anak kecil dengan banteng, yang akan diterkam oleh macan. Namun, yang dapat mengendalikan banteng itu hanyalan anak kecil.
“Anak kecil ini adalah simbol rakyat, yang harus kita lindungi dari terkaman. Sedangkan macan itu, adalah simbol kekuasaan atau raja rimba yang akan mencaplok rakyat itu sendiri. Oleh karenanya, rakyat telah percaya kepada banteng dan ini saatnya banteng-banteng melindungi masyarakat,” tegasnya.
Falsafah tersebut, sambung Uyip, juga dikenal oleh para leluhur Tegal, bahwa jika kita berani maka kita tidak perlu takut (Dong wani aja wedi-wedi).
Menurutnya, jika kemudian orang-orang menyebut suara orang Kota Tegal gampang dibeli, maka sudah saatnya para kader dan masyarakat bersiasat.
“Jika mereka bersiasat membagikan uang untuk membeli suara wong Tegal, maka rakyatpun akan bersiasat dengan menerima uangnya, namun tidak memilih orangnya,” tegas Uyip. (T03_Red)


