SLAWI, smpantura – Pemkab Tegal melalui Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan akan menggelar Grand Opening Sentra Produk Orang Tegal (SPOT) dan Gerai Serba Lokal (Serlok) di Trasa Coworking Space, Slawi, Rabu (28/5/2025) malam.
Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan Imam Rudy Kurnianto mengatakan, SPOT dan Serlok merupakan ruang pamer sekaligus menjual aneka oleh- oleh khas Tegal. Selain produk makanan, olahan hasil laut, ada juga produk kriya, fashion, batik, shuttlecock , herbal, sepatu dan ekonomi kreatif lainnya.
Pada acara tersebut juga akan diluncurkan ekspor produk dari CV Paku Aji.
” SPOT ini seperti Galeri UMKM kalau Serloknya itu gerai, tempat untuk jual beli produk atau oleh-oleh khas Tegal,” terang Rudy di sela mempersiapkan acara grand opening di Trasa Coworking Space, Rabu (28/5/2025) siang.
Saat ini sedikitnya ada 1.200 produk dari 150- an UMKM yang dipamerkan di Sentra Produk Orang Tegal.
SPOT menjadi program strategis sekaligus program 100 hari Bupati Tegal Ischak Maulana Rohman dan Wakil Bupati Tegal Ahmad Kholid.
Rudy menyebutkan, SPOT merupakan galeri temporer. Setiap bulan produk yang dipamerkan bisa berganti atau tematik.
” Misalnya menjelang Hari Batik, yang dipamerkan dominan produk batik.Kalau produk makanan dan minuman rutin. Produk tematik yang lain seperti kriya, fashion, kayu, industri alat olahraga, herbal dan sebagainya, nanti akan bergantian sehingga galeri ini tidak membosankan. Setiap bulan sekali produknya ganti,” tuturnya.
Keberadaan SPOT dan Selter juga diharapkan bisa menjadi tempat edukasi khususnya untuk masyarakat Kabupaten Tegal, bahwa UMKM Kabupaten Tegal sudah multi produk.
Dari pantauan di lapangan, produk yang dipamerkan di SPOT ada banyak dan sangat variatif jenisnya. Kemasannya juga sudah bagus dan kekinian. Diantaranya produk dari peserta Program Wirausaha Pemuda Kabupaten Tegal seperti produk kriya dan keripik. Harga produk yang dipamerkan mulai Rp 10.000 hingga jutaan rupiah.
Untuk bisa masuk ke SPOT dan Selter, produk UMKM harus sudah memiliki izin, bahkan untuk produk makanan diharapkan sudah memiliki sertifikat diantaranya PIRT, makanan olahan harus memiliki SLHS, dan makanan siap saji harus memiliki sertifikat halal.
Bagi produk yang belum memiliki perizinan, maka akan difasilitasi karena pada acara tersebut juga disediakan layanan perizinan dan konsultasi kemasan.
” Khusus untuk hari ini ada layanan izin lengkap yang kami buka jam 4 sore. Ada layanan perizinan, sertifikasi produk, kemudian konsultasi kemasan. Di luar produk juga ada layanan adminduk dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil,” ungkapnya.
Terkait launching produk ekspor, Rudy menuturkan, CV Paku Aji dikenal sebagai pembuat produk olahan kayu. Produksi barang dilakukan di LIK Takaru , Dampyak, Kecamatan Kramat.
Secara rutin perusahaan tersebut telah rutin mengekspor produk- produk yang terbuat dari kayu seperti Meranti dan Nangka.
” Launching malam ini untuk ekspor ke Korea , produknya mebelair yang masih dalam bentuk part atau knockdown.Kemungkinan besar disana dirakit kemudian menjadi produk mebelair jadi dan dipasarkan disana,” terangnya.
Ada juga yang berbentuk kayu dowel atau kayu bulat dengan diameter 5 sampai 6 sentimeter dan panjang 80 sampai 100 sentimeter.
” Ini kelebihan CV Paku Aji bisa mencari peluang, tidak harus produk jadi. Nilai kursnya hampir Rp.400 juta sekali pengiriman. Setahun hampir 12 kali pengiriman,” terang Rudy.
Selain dapat melihat aneka produk buatan UMKM Kabupaten Tegal, Gerai Serlok, pengunjung juga dapat menikmati makanan dan minuman khas Tegal seperti teh wangi, tahu aci, nasi lengko, hingga kopi kekinian. **