- Terpaksa Mandi dan Mencuci di Sungai Karena Sumur Mengering
SLAWI, smpantura – Ribuan warga di Desa Pener, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal, sudah dua bulan ini kesulitan mendapat air bersih.
Kemarau panjang efek dari El Nino, telah mengakibatkan sumur-sumur warga kering. Demi memenuhi kebutuhan, warga rela membeli air bersih isi ulang, untuk keperluan masak dan minum.
Selain itu, dengan memanfaatkan sumur warga yang masih mengeluarkan air. Sementara, untuk keperluan mandi dan mencuci baju, warga memanfaatkan anak sungai Gung, secara bergiliran.
Royanah (33) warga RT 9 RW 2 menyebutkan, sudah dua bulan sumur di rumahnya mengering. Untuk minum dua hari sekali, dengan membeli air isi ulang seharga Rp 6.000.
Sementara untuk kebutuhan mandi, dengan mengambil air di sumur warga, sedangkan mencuci baju, dilakukan di sungai.
“Sehari ambil air dua kali sehari, pagi dan sore, sekali ambil delapan galon,”sebut Royanah.
Adanya sejumlah desa, yang mengalami kekeringan direspon, oleh RSUD dr Soeselo Kabupaten Tegal. Melalui program RS Peduli, RSUD dr Soeselo pada Selasa (5/9) pagi, mengirimkan dua tangki air bersih.
Pemberian bantuan air bersih, dihadiri Bupati Tegal, Umi Azizah, Direktur RSUD dr Soeselo dan jajarannya, serta pejabat Kecamatan Pangkah serta Pemerintah Desa Pener.
Bantuan air bersih, sebanyak 9.000 liter tersebut, disambut antusias warga. Mereka berduyun-duyun, membawa ember dan galon, untuk diisi air guna keperluan masak dan minum.
Direktur RSUD dr Soeselo Kabupaten Tegal, Guntur Muhammad Taqwin menyampaikan, bantuan air bersih yang didistribusikan pagi itu, merupakan program RS Soeselo Peduli.
“Ini wujud kepedulian karyawan RSUD dr Soeselo Slawi, yang tergabung dalam SR Peduli. Saat ini terjadi musibah kemarau panjang, banyak desa kesulitan air. Melalui RS Peduli, kami menyalurkan bantuan air bersih, kepada daerah yang kekeringan, bersama bupati. Saat ini kami menyalurkan bantuan, 20 tangki air, tidak menutup kemungkinan, akan bertambah,”sebutnya.
Selain di Desa Pener, pagi itu bersama Bupati Tegal, Umi Azizah, RSUD dr Soeselo juga menyalurkan air bersih ke Desa Karangmulya, Kecamatan Suradadi. Sisanya didistribusikan ke desa- desa lain, yang mengalami kekeringan.
Bupati Tegal, Umi Azizah menyampaikan, Desa Pener merupakan salah satu desa yang tidak mengalami kekeringan air, tapi tahun ini ada beberapa RW yang mengalami kesulitan air bersih, karena sumur warga mengering.
“Kami berkomitmen, untuk desa-desa yang membutuhkan air, kami suplai setiap hari, diantaranya Desa Pener dan nanti dilanjutkan di Desa Karangmulya dan Harjasari, Kecamatan Suradadi,” tutur Umi.
Dalam kesempatan itu, Umi juga mengimbau, Kades Pener dan warganya, untuk menggiatkan membuat lubang biopori.
Disamping untuk membuang sampah organik, juga menjadi resapan air yang dibutuhkan, saat musim kemarau. Selain itu juga, menggalakkan penanaman tanaman keras.
“Saya sangat berharap kepala desa, ikut memonitoring ketika ada rumah-rumah mau dibangun, upayakan tidak dihabiskan semuanya untuk bangunan, tapi ada tanaman kerasnya. Tanami lahan-lahan yang masih kosong,” tutur Umi.
Terkait Pamsimas di Desa Pener, yang salah satunya kini tidak dimanfaatkan warga, Umi berharap, Pamsimas yang terletak di seberang Balai Desa Pener, bisa dimanfaatkan kembali, untuk menampung bantuan air.
Kepala Desa Pener, Surip Widodo menyampaikan, di Desa Pener terdapat lima RW dan 25 RT. Kekeringan terparah dialami RW 1 serta RW 5, yang memiliki sepuluh RT, dengan jumlah penduduk sekitar 2.000 jiwa.
Surip mengatakan, Desa Pener memiliki dua Pamsimas. Namun, airnya dialirkan langsung ke rumah-rumah warga, sesuai yang diinginkan warga setempat.
“Cuma kemapuan Pamsimas, belum bisa mengcover kebutuhan masyarakat di dua RW, sepuluh RT yang kekurangan air,”sebutnya. (T04-Red)