Slawi  

Sarat Nuansa Magis, Penampilan Tari Sintren Memukau Penonton di Anjungan TMII

SLAWI, smpantura – Penampilan putra-putri Kabupaten Tegal dari Sanggar Seni Sekar Arum dan Dagelan Putra Punduh Kabupaten Tegal berhasil menyedot perhatian penonton yang hadir dalam Pesta Duta Seni Kabupaten Tegal bertema Sendratasik Guyub Rukun di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Minggu (21/9/2025)

Dalam acara itu, pertunjukan Tari Sintren yang merupakan kesenian rakyat dari wilayah pesisir Jawa berhasil memukau ratusan warga perantauan asal Kabupaten Tegal yang hadir siang itu.

Tari yang sarat nuansa magis itu tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga tuntunan dan cerminan kehidupan manusia. Maskot penari sintren adalah gadis remaja yang masih suci, belum terjamah oleh laki-laki. Ini melambangkan manusia lahir ke dunia itu putih bersih, tanpa dosa.

Dalam pertunjukan tersebut, seorang gadis remaja duduk bersimpuh dengan tubuh yang terikat tali tambang dari leher hingga pinggang yang sulit dilepas tanpa bantuan orang lain. Di depannya, ada seorang pawang perempuan yang membakar kemenyan dengan iringan tabuhan bonang dan alat musik lainnya. Pesinden pun bersenandung tembang jawa: turun-turun sintren, sintrene widadari.

BACA JUGA :  Tak Tanggung-Tanggung, Bupati Tegal Ajukan Anggaran Perbaikan Infrastruktur ke Pusat Rp 400 M

Asap kemenyan yang mengepul ke mana-mana, menguatkan aroma mistis. Dua perempuan membantu menutupkan kurungan ayam ke gadis remaja yang tengah duduk bersimpuh tersebut. Tak berselang lama, di babak berikutnya, kurungan ayam kembali dibuka.

Menakjubkan, si gadis telah berubah wujud dan terlepas dari ikatannya. Ia tampak mengenakan pakaian penari, mahkota, selendang, hingga kacamata hitam. Ia pun menari lemah gemulai mengikuti irama gamelan.

Konon, gadis itu menari dengan kondisi tidak sadarkan diri, sampai kemudian ada penonton yang melempar uang ke arah si penari yang membuatnya pingsan. Namun, tak lama, sang gadis penari kembali bangkit, menari melenggok-lenggok mengikuti irama gamelan setelah dituntun sang pawang.

error: